Jumat, 27 Januari 2017

My Promise for My Happiness


Manusia, raganya kesalahan. Sebab manusia diciptakan dengan hawa nafsu, sehingga iman manusia bisa naik turun mendadak. Ada saatnya manusia pernah khilaf kemudian taubat. Persoalannya, bisa nggak, taubat itu dipertahankan? 

Untuk challenge ini, saya punya 3 janji untuk kebaikan saya sendiri, kebaikan kita, bersama (^O^)//

1. Menjaga Barang Baik-baik

Yang pertama, saya janji akan menjaga lebih baik barang-barang yang Allah titipkan ini. Kenapa gitu? Dari dulu saya punya sifat pelupa dan super teledor. Barang apa aja pasti pernah teledor naruhnya. Sudah banyak pula kasus barang yang hilang. Mana itu bukan barang biasa. Ya sekalian curhat nih, ambil hikmah yaa. Untuk pelajaran kita semua.

Jadi, saya pernah kehilangan seisi dompet di sekolah. Saya ngga khawatir uangnya, soalnya ngga punya uang di dompet itu XD Tapi yang bikin saya repot, dompet itu isinya kartu-kartu penting semua, kak. Kenapa sih bisa hilang di sekolah? Ternyata saya lupa nutup tas yang isinya ada dompet itu. Waktu udah jalan ke sana-sini, posisi tas dalam keadaan terbuka. Iya, dan dompetnya udah ngga ada. Entah jatuh atau diambil orang *Nahloh*

Tapi ngga papa, mungkin belum rejeki. *gakdeng, sedih bangetlah, galau sampai sekarang masih ._. Tapi ngga papa juga sih, ikhlasin, senyumin, selow aja. Mungkin rejekinya orang yang nemu :) *gakdeng, aslinya belum ikhlas, ya allaah kalau kalian tahu isi dompet itu apa, rasanya pengen bilang gini ke orang yang nemu: "Kenapa kamu ngga kembaliin dompet aku? Itu uangnya dikit banget, silahkan ambil, aku ikhlas. Tapi buat kartu dan surat berharga lainnya, tolonglah kembaliin. Kamu masih ngga mau ngembaliin? Oke, kita ketemu diakhirat :)" 

Ngga terima cuma dompet aja yang ilang, setahun kemudian tempat pensil saya hilang. Kenapa saya permasalahin? Isi tempat pensil itu komplit banget, kawan. Hilang di sekolah, enak banget yaa yang nemu ngga dikembalikan. Tapi ngga papa, sudah ikhlas :’) Ini salah saya juga, kok bisa?
Iya, saya ngerasa lagi ditegur sama Allah. Baru aja ((sok sok)) beli pulpen bermerk yang harganya overdosis XD, pun saya beli dua biji. Sungguh pemborosan yang luar biasa. Padahal masih ada pulpen yang harganya cuma seribu rupiah doang, Iyakan? Kenapa mesti beli yang mahal? Beli dua pula! Baru beli, langsung hilang, masyaallah yaa sungguh indah teguran dari Allah :)
Meski begitu, saya masih kepikiran tempat pensil itu diambil siapa sih. Orang hilangnya di kelas jam pertama, pas pindah kelas baru ngeh kalau hilang, nah langsung kan balik ke kelas pertama, udah ngga ada ._. Tega banget yaa :') Pengen bilang kata yang sama: "Nanti bisa ketemu diakhirat loh, kalau kamu ngga kembaliin dusgrib itu ke aku."

Sekarang saya jadi was-was gitu, semua alat tulis saya kasih nama. Saya juga tulis di pulpen, setip, tip-x, penggaris, dan sebagainya tulisan "ALLAH MAHA MELIHAT" 
Kalian juga yha XD 
Biar kalau barang kita hilang, bisa balik lagi insyaaallaah. Yha, itupun kalau yang nemu takut sama Allah.
Inget yha, Allah Maha Melihat. Nanti akan ada hisab. Serta ada hari pembalasan. 

Jangan suka ngambil barang yang bukan milik kita yaa. Itu bukan hak kita. Meski ada pulpen tergeletak indah di meja, ngga usah diambil. Meski ada setip jatuh di lantai, ngga usah diambil. Apalagi niat pinjam barang temen tapi ngga bilang. Itu namanya ghosob. Ngga boleh. Harus bilang dulu ya kalau mau pinjam barang punya teman, biar berkah, supaya indah :)

Baik-baik juga ngerawat dan jagain harta benda kita, apalagi jaga amanah, jabatan. Uhh, itu semua cuma titipan Allah. Kita orang fakir, aslinya.

2. Ngga Mau Pacaran

Ini penyesalan paling menyakitkan kalau diingat. Cuma ada pahit, asam, serta penyesalan. Pasti mengecewakan suami, kelak XD

Penyesalan itu datang setelah kita paham tentang kebenaran. Saya, kamu, kita, tahu kan kalau pacaran itu haram? Kenapa ya dulu melakukan? Jawabannya adalah: Nafsu. 

Gara-gara nafsu itu kita jadi terlena dengan kesesatan dunia ini. Kemaksiatan yang berembel-embel cinta. Nyatanya cinta yang tidak halal itu menyesatkan. Iya, gimana engga. Karena cinta, semua dianggap halal. Masyaallah, nyesel ya :’) 

Dalam pacaran itu sendiri, sudah banyak zina kecilnya. Sedihlah kalau dijabarin. Kayak semisal zina mata, zina hati, zina telinga, dan sebagainya. Kalau pacaran, sudah berapa banyak dosa yang terkumpul? Bukannya taubat, malah nambah list dosa.
Lagi pula, kasian dong, sama calon pendamping kelak, ntar dapat yang bekas T..T Stop ya!


[#KampusFiksi 10 Days Writing Challenge]

Day 10 #10DaysKF #Kampusfiksi


Kamis, 26 Januari 2017

Dear Kamu

Hello! Yaa habiibal qolbi

Kepada: Kamu

Di

Bumi Allah

Assalamu’alaikum.

Yang entah siapa, aku pun belum tahu
Yang pasti, nama kamu itu berjejer dengan namaku di Lauhul Makhfud,
Pendamping hidup,
Entah kapan itu..

Namamu tak bisa tercuri oleh syaiton, saking terahasianya Rahasia Allah
Hingga aku tak dapat menebak-nebak siapa kamu
Aku tak tahu bagaimana bentuk rupamu,
bagaimana sifatmu,
bagaimana kamu bersikap kepada orang tuamu,
sedang berada di belahan dunia sebelah manakah, kamu?
Semoga kamu selalu berada dalam lindungan Allah azza wa jalla

Ku tuliskan sebuah lembar pendek untuk perjalanan hidup yang masih panjang,
Tentang kamu.
Kelak, insyaaallaah kamu akan membacanya, nanti.
Atau jangan-jangan kamu sedang membacanya? (^o^)//

Untuk kamu, yang aku tak tahu harus memanggil dengan sebutan apa,
Saat ini, aku sedang menata hati
Hati yang pernah hitam legam,
Hati yang pernah rusak menahun
Sekali lagi, “pernah”
Bukan berarti aku akan terlena dengan kesesatan itu,
Sebab saat ini telah kutemukan cahaya cinta Sang Maha Cinta

Insyaaallaah hatiku sudah cerah berawan, secerah wajahku saat Allah menceritakan,
Bahwa seseorang akan mendapat pasangannya sesuai baik buruknya orang itu.

Telah kurenungkan siang hingga malam,
Jika hatiku masih rusak, aku akan mendapat laki-laki yang rusak pula.
Dan aku tak mau itu terjadi untuk masa depanku
Maka, dengan bekal ‘yakin pada Allah’ aku hijrah
Untuk diriku, untuk kamu, dan untuk akhirat kita, nanti

Aku selalu berharap kamu seperti apa yang aku bayangkan
Seperti apa sosok kamu yang aku impikan itu?
Rahasia.
Hanya Allah yang berhak tahu.
Allahlah yang akan membuat kamu seperti apa yang ada dalam doaku
Karena hanya Allah yang Maha membolak-balikkan hati. 

Namun, toh nanti kamu bukan seperti yang aku bayangkan itu,
Tidak apa-apa..
Hatiku telah dikokohkan dengan mantra keikhlasan dari kyaiku

Yang terakhir,

Jangan khawatir dengan aku,

Aku baik-baik saja dalam lindungan—NYA


Salam,


Siapa ya?


[#KampusFiksi 10 Days Writing Challenge]
Day 9 #10DaysKF #Kampusfiksi


Selasa, 24 Januari 2017

Kuat Karena DIA!



ALLAH, azza wa jalla. Tulisan utama yang membuat saya begitu kuat. Barangkali bukan hanya saya saja, kalian apakah iya? Iya dong yaa, harus :) Sebagai sesama muslim yang punya iman.

Sebagai hamba—Nya yang selalu mengharap ridho, saya harus percaya pada Allah. Ketika saya sedang sendirian dan mendapat kesusahan, kepada siapa saya mengadu? Kepada siapa saya meminta tolong? Maka Allah—lah jawabannya.

Lebih lebih, ketika saya pernah baca sebait aksara.

Paus, tak menenggelamkan Nabi Yunus
Laut, tak menenggelamkan Nabi Musa
Pisau, tak melukai leher Nabi Ismail
Api, tak membakar tubuh Nabi Ibrahim

Mereka dekat dengan Allah, maka Allah selalu menjaga mereka setiap detik. Jangan hanya mereka, saya, kita, berlomba-lombalah mendekati Allah. Kita yang butuh Allah, bukan Allah butuh kita.

Allah bukan hanya membuat saya kuat setiap detiknya, tapi karena DIA, saya bisa melewati segala beban yang ada. Mendekat diri kepada—Nya bukanlah beban, tapi mendekati—Nya itulah yang meringankan beban.
Beban-beban berat yang saya alami selama ini dengan mudah terlewati, karena saya punya Allah, kita punya Allah, hai mukminin :)
Kita susah-susah mikir ini itu tentang uang. Kita kesulitan masalah ekonomi. Tenang, kita punya ALLAH yang Maha Kaya. 
dsb. 

[#KampusFiksi 10Days Writing Challenge]

Day 7 #10DaysKF #Kampusfiksi


Profesi Penulis, Apa Salahnya?


Karena menulis artinya mengekalkan jiwa yang pernah ada :)

Cerita di mana saya pernah membanggakan sesuatu, sementara orang lain justru meremehkan. Tentang hobi dan impian. Hobi saya menulis dan impian saya ingin menjadi seorang penulis. Penulis kisah inspiratif yang saat para pembaca nanti usai baca, karya tersebut meninggalkan bekas yang menyentuh dalam hati XD

Jaman SMP dulu, awal mula saya melibatkan tulis menulis menjadi teman separuh jiwa. Apabila saya mengalami suatu kejadian, dapat ide, atau inspirasi, saya langsung menumpahkannya dalam tulisan. Itu yang disebut diary (^O^)// Bahkan saya mulai menulis untuk umum pula. Melalui blog, teman-teman bisa membaca cerpen saya. 

Saya pun pernah mengikuti lomba cipta cerpen, meski bukan yang utama, tetapi saya masuk tiga besar. Pun itu pertama kalinya mendapat hadiah yang begitu besar, pada waktu itu. Bukan hadiah yang saya banggakan, tapi ternyata tulisan saya termasuk kategori layak dibaca. He. Semangat kian menggebu, hingga saya menjadikan profesi menulis sebagai impian yang paling dimimpi-mimpikan :))))

Selama dua tahun SMP, saya dengan percaya diri menuliskan profesi penulis sebagai cita-cita di manapun ada kolom data diri. Di perkenalan umum lainnya, jikalau seorang teman tanya cita-citak saya apa, pasti saya jawab “penulis sukses”.

Once upon a time, saya pernah terlibat cakap dengan seorang tentara dengan pangkat yang tinggi. Atribut yang tertempel diseragam hijau tuanya, membuat saya yakin beliau bukan orang biasa. Detik demi detik membuktikan, beliau orang yang berdikari dan tentunya berpendidikan. Nasihat bijak selalu keluar dari mulutnya. Seperti tak kenal capek bicara, tentara ini ngomooooong terus. Tak ada sela sampai saya hanya mengangguk-angguk dan tersenyum saja.

Hingga tibalah ke pertanyaan yang beliau lontar, “Cita-citamu besok mau jadi apa?”

Kayaknya saya minder nih buat jawab “penulis”

Saya—pun hanya menjawab, “hee.. belum tahu” *edisicariaman*

Beliau menaikkan satu alis kirinya, 

“Lho, cita-cita itu harus sudah dipikirin sebagai patokan masa depan. Kalau belum punya tujuan, mau pakai jalan mana? Arahnya ke mana? Kan ngga tahu. Malah bingung, ntar. Apalagi sekarang sudah bukan anak SD lagi, harus sudah pilih tujuan hidup.” Jelas beliau.

Menusuk pelan.

Oke, saya memberanikan diri memperkenalkan impian saya, “Mmm.. mau jadi penulis, pengennya sih cuma itu, he.”

Apa tanggapan pak tentara itu?

“Penulis? Mbok ya  kalau punya cita-cita itu yang jelas toh” Balas bapak itu.

“Penulis itu nggak pasti, mbok ya jadi dokter, presiden, menteri, dan masih banyak pekerjaan yang jelas” tambahnya.

Yup, saya tahu persis ke mana arah berpikir pak tentara ini. Kebanyakan orang tua mah, gitu. Sama kayak ibu saya, pengennya semua anak jadi PNS, kerja sama Negara yang bayarannya jelas tiap bulan. Apakah sukses hanya bisa diraih PNS? Tentu tidak.

Sempet down beberapa hari mogok nulis, because bad mood.

Tapi saya teringat hal-hal yang bisa saya banggakan dari menulis. Misalnya bisa membuat temen senang. Saat menulis cerpen, banyak temen yang baca dan suka. Tiap hari mereka menuntut agar saya membuat cerpen lagi. Bahkan, ada teman pernah hampir nangis baca cerpen saya. Hampir, iya hampir. Karena dia laki-laki, ngga lucu yakan kalau nangis gegara cerpen doang.
Komentar serta ekspresi teman-teman itulah yang membuat saya semangat dan bangga dengan profesi menulis. Karena menulis selain untuk menghibur, bisa untuk menuangkan aspirasi, juga ajang dakwah :)

[#KampusFiksi 10 Days Writing Challenge]

Day 6 #10DaysKF #Kampusfiksi


Senin, 23 Januari 2017

Film yang Paling Berkesan


Menurut saya, semua film yang pernah tayang itu punya kesan tersendiri bagi tiap orang. Setiap orang itu pun kesannya beda-beda. Acapkali usai atau sedang menikmati film, ada penonton yang senang, bahagia, sedih, galau, bete, baper dan sebagainya. Jadi, kali ini saya paparkan tiga film paling berkesan sepanjang usia saya.
Karena saya ini termasuk penikmat film. Tetapi saya hanya suka film daerah Asia dan film Kartun, entah mengapa. Sama sekali tidak tertarik dengan film barat. Bahkan, film trend seperti Harry Potter saya tidak pernah nonton. lol, serius. Saya sama sekali ngga tau ceritanya dan siapa tokoh-tokohnya XD 

Baik, ini dia tiga film favorit saya:

Wedding Dress



Film Korea tahun 2010 ini baru saya tonton pada tahun 2014 lalu. Wedding Dress adalah film pertama yang paling berkesan bagi saya. Pesan-pesan yang disampaikan lewat adegan demi adegan tepat sampai ke hati. Saya kagum dengan cerita seorang anak bernama Sora yang keras kepala, dengan ibunya yang menderita penyakit serius. Awal kisah, Sora adalah anak kecil yang menyebalkan bagi ibunya. Ia juga tidak punya teman, tidak suka berbagi minum dengan temannya, punya musuh di kelas balet, tidak mau dicium ibunya, bahkan katanya ia mau hidup sendiri. Semua itu disebabkan rasa was-was Sora pada hal yang jorok. Ia pun sering terlibat pertengkaran hebat dengan teman dan ibunya sendiri.

Sora hanya tinggal berdua dengan ibunya. Ibunya sibuk bekerja sehingga Sora sering diasuh bibinya.
Ketika sang ibu tahu kalau hidupnya tak lama lagi, ia meninggalkan pekerjaannya. Lalu memenuhi sisa-sisa harinya untuk Sora. Mengajari Sora bersepeda, merayakan ulang tahun Sora, piknik ke pantai, dan membelikan semua yang Sora mau. Terakhir, ibunya meminta agar Sora mau berteman baik dengan semua teman-temannya. Ibunya khawatir sepeninggalnya, Sora tidak memiliki teman seperti sekarang. Ibunya ingin Sora memiliki banyak teman dan mau hidup bersosialisasi. 

Saat ibunya sakit, Sora menjadi anak yang berpikiran dewasa. Ia berusaha berteman baik dengan teman-temannya, sehingga dapat membuat ibunya bahagia. Sampai sang ibu meninggal, Sora menjadi anak yang kuat dan berpikir dewasa.

Masyaallah setiap scene dibikin nangiiisss terus… Dari awal sampai akhir. Sungguh film ini film paling mengharukan yang pernah saya tonton. Begitu berkesannya sehingga tiap minggu diulang-ulang putar, tidak bosan juga tetap menangis selama 2 jam. TTwTT

Ketika Cinta Bertasbih



Sederet film Indonesia yang ada, cuma film KCB ini deh yang bikin baper baper islamis. Pertemuan antara Azam Abdullah dan Anna Althafunnisa benar-benar bikin baper. Saya ngga akan ngomongin tentang perfilmannya yaa. Karena mudah ditebak.

Tapi andaikan kisah ini benar-benar terjadi, sangat sangat bagus sekali. Azam ingin melamar Anna, padahal dia belum tahu siapa dan bagaimana wajah Anna. Tetapi ditolak oleh pakde Anna, karena Azam hanyalah mahasiswa penjual tempe di Kairo. Sementara kata pakde Anna, Anna sudah dikhitbah dengan Furqon, mahasiswa yang menyandang status master di Kairo, Furqon juga sahabat Azam sendiri. Makanya, Azam kaget tetapi tetap tabah. "Beruntung sekali si Furqon itu" katanya. 
Selang hari, Azam membantu seorang perempuan Indonesia yang sedang tertimpa musibah. Perempuan itu kagum pada Azam. Ia pikir, Azam adalah laki-laki yang melindungi perempuan. Laki-laki seperti itu yang ia cari. Ia pun bertanya siapa nama Azam, Azam menjawab bila namanya Abdullah, dan Azam langsung pergi. Dalam hati, Azam berkata: Perempuan itu pasti lebih anggun dari Anna Althafunnisa. 

Next scene, Anna pulang ke Indonesia, ia punya teman baru namanya Ayatul Husna, Husna adalah adiknya Azam. Keluarga Azam suka pada Anna dan berharap Anna jadi jodoh Azam. Sayangnya Anna tidak kenal siapa Azam.

Lalu saat di Kampus, Azam datang ke seminarnya Anna Althafunnisa, Azam penasaran seperti apa Anna, ternyata Anna adalah perempuan yang ia tolong beberapa waktu lalu. Masyaallah. Perempuan yang disangkanya lebih anggun dari Anna, ternyata perempuan itu adalah Anna. 

Sakit hati demi sakit hati masing-masing tokoh jalani. Anna yang mencintai Abdullah, terpaksa harus nikah dengan Furqon. Azam harus ikhlas karena Furqon adalah sahabatnya sendiri. 

Kisah mengharukannya adalah pas happy ending. Ketika dua tokoh telah bersatu dalam ikatan sakral yang sangat sederhana namun lebih manis dari pernikahan manapun.

Yang berkesan bagi saya itu saya suka dengan Anna dan Abahnya. Mereka memilih calon suami untuk Anna tidak memandang status. Walau Azam hanyalah penjual tempe dan bakso di Mesir, tetapi ilmu agamanya sangat luar biasa :)

Cahaya Cinta Pesantren



Film CCP ini sedang tayang loh di bioskop. Film ini sangat berkesan pula bagi saya. Mengapa? Pertama, karena ada Wirda Mansur dan Yuki Kato (^O^)//

Kedua, karena film ini adalah film tentang pondok pesantren. Dari dulu saya senang dengan apapun yang ada kaitannya dengan santri dan pesantren. Kisah persahabatan antara Marshila Silalahi, Manda, Icut, dan Aisyah begitu sempurna. Ceritanya juga murni ala ala pesantren. Ada baper juga antara Shila dan Rifqi (^O^)//

Nah, teman-teman yang belum nonton ketiga film di atas, segeralah nonton. Baguuuuss, pesan-pesannya ada semua kok :) And, btw, maafkan itu kesan malah kek buat sinopsis XD Tapi dari ketiga film itu, ada banyak scene apik yang tidak saya ceritakan di sini. So, recommended nih!


[#KampusFiksi 10 Days Writing Challenge]

Day 5 #10DaysKF #Kampusfiksi


Minggu, 22 Januari 2017

Pertemuan Pertama [dengan dia]


Rasa ini sudah tidak seperti dulu. Keadaan yang membuatnya berubah, bukan kami.
Lokasi: Puthuk Mongkrong, Borobudur, Magelang

Oke, ini challenge paling bikin baper dan flashback dari 10 challenge yang tersedia. Tapi gapapa demi memampukan tantangan kampus fiksi ini :)

Dia, ya. Dia laki-laki pertama yang ku kagumi semenjak aku mengenal rasa. Tetapi ... 
Awal cerita bukan aku dulu yang mengaguminya, tapi dia yang menyebabkan rasa ini tumbuh tanpa permisi.

Long long long time ago, aku hanya tahu namanya. Dia bukan siapa-siapa, pun aku. Hanya adik kelas yang selalu mengucap kata permisi jika melewati kelasnya. Iya, kami satu sekolah. Dia kakak kelasku terpaut dua tahun. Ku akui di memang cukup popular di sekolah. Tak jarang banyak teman diam-diam menyukainya.

Pulang sekolah, tak kusangka dia berjalan sendiri di belakangku. Tubuhnya yang tinggi dengan langkah kaki yang mantap, membuatnya bisa menyalip langkahku. Aku menunduk malu karena takut menyapa.
Dia hanya diam dan mempercepat langkahnya. Tunggu, kenapa dia masuk gang yang sama denganku? Apa rumahnya dekat dengan rumahku? Ternyata betul, dia masuk rumah yang berada 400 meter dari rumahku. Aku memperlahan langkah sembari memperhatikannya. Dia begitu santun kepada orang rumah. Ini adalah info menarik untuk teman-temanku yang suka padanya. Kalau, rumahnya dekat dengan rumahku, pasti teman-temanku mendadak rajin main yakan.

Hari selanjutnya, aku jajan ke kantin. Tiba-tiba terdengar suara helicopter di atas sana. Aku keluar untuk melihatnya. ((oke, waktu itu aku norak banget, ya))

Aku takjub  melihat helicopter yang sangat dekat dengan genting sekolah. Kepalaku sampai hampir menyentuh punggung. Pelan-pelan aku melangkah mundur mengikuti terbangnya si heli. 

Dan “Krakkk!!” “Adoohhh, gimana sih!!”

Aku merasa menginjak sepatu. Ku toleh belakang, ternyata aku menginjak kaki dia. Ya Allahu robbi, hancurlah tulang-tulangku. Aku habis dimarah-marahin sama dia. Dia adalah kakak kelas tergalak detik itu. Galaknya melebihi marahnya kakak dewan pramuka. Padahal aku sudah minta maaf berkali-kali. Tetapi dia tetap marah-marah.

Karena aku kesal, aku mengejeknya pakai nama temanku yang menyukainya. Sebut saja lala.
“Heh pacarnya lala galak amat sih. Ntar aku bilangin lala ya..” “Cie lala lala…”
Tanpa berpikir, dia menginjak balik kaki ku. “Auu sakitt!” Sakit sekali. Kakak kelas yang jahat ternyata.
Aku mengadukan ini pada lala, agar lala tak usah nge—fans dengannya lagi. Tapi lala malah tertawa lepas. Huft, hari yang buruk.
Aku pulang dengan perasaan masih dongkol dengannya.

***
Malam ini, aku ada acara rutin organisasi. Aku ngga nyangka, dia ada di sini. Sepertinya dia anggota baru, karena kemarin belum ada dia. Yang bikin aku lebih dongkol, dia satu tim diskusi denganku. Satu tim ada 4 orang, diantara lebih dari 100 anggota yang ada di sini, kenapa aku harus sama dia?
Dia mulai mendekatiku, bahkan duduk di sebelahku.

“Kelas berapa kamu?” Tanyanya santai, sambil ngopi.

Aku ngga habis pikir, apa dia tak mengenaliku sebagai adik kelas yang tadi kami saling injak? Aku jawab saja dia, “Kelas satu”

Dia mengangguk-angguk. Pada malam itu dia benar-benar bukan dia yang tadi siang. Beda 360 derajat. Bahkan dia menanyaiku tentang hal-hal pribadi. Seperti, aku sudah punya pacar apa belum. Oke, ini konyol.

Pada saat itu juga, ada salah seorang teman nyeletuk “Heh, dia suka sama kamu loh”
Apa? Aku kaget, dia juga kaget. Dia tampak malu-malu gitu sambil melototi temannya. Dia tiba-tiba pergi. Aku ngga percaya dengan apa yang terjadi hari ini.
Tadi siang di sekolah, dia galak banget. Malam ini, kumpul di forum, dia tidak mengenaliku bahkan gosip gosipnya dia malah menyukaiku. Aku bingung.

“Hei, ngga usah bingung gitu,” celetuk temannya, “Dia beneran loh suka sama kamu. Katanya cantik, ciee”

Aku semakin bingung, dan hanya membalas: apaan sih. Lalu pergi.

Sampai di rumah, benar-benar tidak bisa tidur. Wajah kakak kelas itu selalu kebayang-bayang. Aku mulai membayangkan wajahnya. Iya sih, ganteng. Tapi galak. Aku jadi ingat waktu pulang sekolah bareng sama dia. Iya sih, santun. Tapi galak.
Ampun deh, aku terserang virus merah jambu.

Sejak itu aku jadi stalking tentangnya. Di social media manapun, aku follow dia. Dia langsung followback. Tanpa diminta, tiba-tiba aku dikasih nomor handphone—nya.
Hari demi haripun aku lewati tanpa tidak bertukar kabar dengannya. Aku mulai suka padanya. Bahkan hal yang paling lebay aku pernah lakukan waktu itu.

Setiap kali malam minggu, acara pertemuan rutin organisasi, pertama, aku selalu menyamakan warna bajuku dengannya. Eitts! Kami ngga janjian. Tapi aku yang buat warna baju kami seragam. Caranya?
Dia adalah orang yang konsisten. Dia selalu memakai baju sama di waktu yang sama. Minggu pertama dia selalu pakai putih, minggu kedua biru, minggu ketiga jaket abu-abu, dan minggu terakhir hitam. Ngga pernah berubah! Dan aku hafal betul. Syukurku, aku punya semua warna itu. Alhasil, warna bajuku selalu seragam dengannya.

Kedua, aku selalu berangkat paling akhir, supaya aku bisa mendekatkan sandalku dengan sandalnya. Ya allaah bahagianya aku kalau lihat sandalku dan sandalnya berjejeran. So, nanti waktu pulang, aku bisa berdekatan dengannya. (^O^)//

Ketiga, setiap kali pulang sekolah, aku selalu lewat depan rumahnya. Pasti dia sudah pulang duluan dan dia selalu nongkrong di depan rumah. Sambil main gitar dengan adik kecilnya. Dengan malu-malu, aku lewat dan dia selalu menyapa duluan.
Aku menyukainya, saja. Namanya yang selalu memenuhi buku diary ku. Tapi suatu hari, aku merasa bosan dengan rasa ini, begitupun dia. Akhirnya kita lost contac.

Beberapa tahun kemudian dia memberi kabar dan kami jadi bersahabat. Rasa suka ku dan dia sudah hilang. Tapi rasa pertemanan masih ada dong. Walaupun saat ini lebih canggung, but no problem. We found our new life.

[#KampusFiksi 10 Days Writing Challenge]

Day 4 #10DaysKF #Kampusfiksi


Jumat, 20 Januari 2017

Raih Impian Gapai Ridho Tuhan





Januari, 2017. Awal tahun ini kita semua harus punya tujuan. Apa ya yang akan kita lakukan di tahun ini? Tentunya harus lebih baik dan bermanfaat dari tahun sebelumnya. So, kegiatan catat mencatat di buku agenda masih saya lakukan. Semata-mata untuk memantapkan impian dan agar selalu ingat arus kehidupan versi diri saya nanti.

Impian di tahun 2017 ini, harus jadi nyata, insyaallah. Jangan sampai kayak impian di tahun-tahun sebelumnya. Impian yang sekedar angan-angan tanpa tindakan. Ya mana bisa jadi nyata -.-
Impian yang menggantung di bintang surya, tanpa pernah bisa tergapai. Karena apa? Karena kaki yang berat untuk melangkah ke depan. Malasnya otak untuk berpikir serius, malah lebih suka yang instan. Juga karena tangan yang terlalu angkuh untuk mencapainya.

Sebisa mungkin, impian tahun 2017 ini harus tercapai sesuai targetlah. Walau kaki berpijak di bumi, tapi tangan ini harus bisa mencapai impian di bintang surya :)

5 Impian yang ingin saya capai di tahun ini, adalah..

1)  Menyeimbangkan antara Dunia dan Akhirat
Hal yang pertama ini saya jadikan impian utama. Impian sekaligus masalah awal tahun. Dengan padatnya kurikulum pendidikan tahun ini, dan banyaknya kegiatan madrasah, sulit untuk menyeimbangkannya. Saya di sekolah dari jam 7 pagi sampai 4 sore. 9 jam untuk menuntut ilmu umum, sedangkan di madrasah cuma 3 jam. Itu pun masih sulit mencari waktu ngerjain PR XD
Prinsip saya sih, simple saja. Karena di sekolah sudah 9 jam, sangat sangat sangat menyita waktu kehidupan #apaini, jadi kalau sudah di rumah, harus bijak me-manage waktu istirahat dan kegiatan di madrasah.

Antara sekolah dan madrasah, jujur lebih bahagia di madrasah. *iya karena minatnya di situ* 
Pun pikiran ini lebih gampang nyantel pelajaran madrasah daripada dijejelin rumus trigonometri :3 Andai saja, belajar agama yang lebih lamaa, dan belajar ilmu pengetahuan itu cuma kegiatan ekstrakulikuler (^o^)// ((andai))~~ :v

Pernah denger ngga? Kalimat: “Jadikanlah akhirat sebagai tujuan, maka dunia akan mengikuti”

Iya sih bener, dulu pun sempat terjebak dengan kalimat di atas. Berlebihan dalam urusan agama, dan mengabaikan perkara dunia. Alhasil, salah tanggap! Tapiii tetep berkah XD
Berkat nasihat demi nasihat yang terlontar dari orang tua, tentang masa depan, yadah! Dunia pun mau ngga mau harus tetep difokusin. Yaa sekarang tinggal bagaimana mengatur agar dunia akhirat sama-sama dirihoi Allah :)
Tapi apabila ada perkara yang bebarengan antara dunia akhirat, sebisa mungkin utamain yang akhirat dong. 
Umar bin Khattab yang seorang khalifah saja permisi dari kegiatan duniawinya untuk ibadah. Begitu pula orang-orang sana, ada adzan, segala aktivitas stop. Semua orang pergi ke masjid. Andai Indonesia semua orang islam gitu, Indah, Berkaah.

2) Hafidzah
Cahaya al-quran tak hanya menyinari pembacanya, namun juga pendengarnya, dan penghafalnya. Hafidzah quran juga bisa membawa keluarga besarnya ke surga. Bukan hanya keluarga kecil, tapi keluarga besar. Indaah. Bahagia menurut saya itu ketika melihat orang lain bahagia karena kita. Iya. Itu bahagianya sampai tak terhinga. Apalagi membahagiakan keluarga sendiri :)

Untuk mendudukkan orang tua kita layaknya raja dan ratu nanti di surga, caranya ya hafal quran lillahi ta’ala (^o^)// Dan jadi penghafal quran 30 juz ini saya jadikan impian di tahun 2017 ini. Apa mungkin? Mungkin! Karena saya selalu ingat kata ni “Bermimpilah setinggi mungkin, kalaupun tak sampai, setidaknya kamu telah menggapai banyak bintang-bintang di langit” :)

3) I-Phone



Bermimpi urusan duniawi boleh boleh aja yakan? Asalkan digunakan sebaik mungkin. Walau saya ngga pandai menabung dan ngga mungkin minta uang ke orang tua, maka yang saya mintai adalah Allah. Allah Maha Kaya kok. DIA juga seneng kalau ada hamba-Nya yang minta ke DIA. (^o^)// gih minta bareng-bareng yuk. He. Lewat doa, tahajjud, sholawat, dhuha dan melakukan apa yang wajib, serta sunnah-sunnah lainnya :) Jauhin dah tu maksiat. Siapa tahu nanti dapet hadiah mendadak berupa I-phone XD Ngga cuma satu. Tapi bisa dapet I-phone buat keluarga, temen-temen XD Atau jadi miliader. Jangan takut bermimpi pokoknya, asal ada usahanya. 

4) Penulis




Jadi penulis itu mudah. Tinggal nulis aja kan sesuka hati. Tapi kali ini, menulis untuk umum. Bahasa dan alur wajib diperhatikan sedetail mungkin. Sejak 3 tahun lalu bermimpi jadi penulis novel best seller, whoa. Ujung-ujungnya baru jadi penulis cerpen mading kelas dulu XD But, no prolem. Tomorrow will be success ;) Aamiin. 

5)  Istiqomah
Kenapa saya tulis “istiqomah” itu impian di akhir impian tahun ini? Setelah perjuangan muhasabah diri atau berbenah diri, istiqomahlah yang harus berperan sampai akhir. Apa yang sudah-sudah dilakukan dengan baik, musti di jaga dan dipertahankan. Itu hal yang paling sulit, sih. Tapi ya masak sudah berubah baik, mau jadi buruk lagi. Kalau bisa baiknya ditambah. Jadi super baik, he. 
Sebab syaiton ngga akan berhenti gangguin iman kita, orang-orang yang masih lemah imannya. Syaiton ngga akan ngambil mobil, uang, emas, dan harta benda lain yang kita punya. Syaiton cuma ngincer iman kita. Sebab syaiton tahu, yang paling berharga dalam diri manusia itu, IMAN. 
Tuh, syaiton aja tahu, masa kita engga? 
Rela ngebiarin syaiton ngambil keimanan kita? Rela iman kita naik turun ngga jelas? Ngga dong. Makanya jangan turuti yang namanya nafsu. Satu kali nafsu itu kita manjain, dia akan menjajah diri kita. Naudzubillah.

Yup! Kelima impian tahun 2017 ini murni impian yang akan saya capai. Semoga berkah :)


[#KampusFiksi 10 Days Writing Challenge]

Day 3 #10DaysKF #KampusFiksi


Kamis, 19 Januari 2017

Histeris Karena Tiga Hal



otakuusamagazine.com
Hal-hal yang kemungkinan bisa membuat histeris itu banyak yakan. Tapi kali ini saya akan menjelaskan tiga saja~~
Sebelumnya, jujur sejujurnya saya tipe tipe orang ngga suka histeris, semacam teriak-teriak alay gitu. Malah, seumur-umur kayaknya nih belum pernah histeris ((kayaknya))
Segalanya saya anggap biasa-biasa aja. Ngga suka yang berlebihan. Biar begitu, saya masih normal kok! Ya punya rasa takut, ya sedih yang mendalam, juga bahagia yang luar biasa. Tapi ngga sampai sehisteris kalian ketemu personil K-Pop XD

Oke, 3 hal yang kemungkinan bisa membuat saya histeris adalah... 

1. Orang yang tiba-tiba muncul tanpa tanda-tanda
Ini sering terjadi di rumah saya, dan pelakunya adalah ibu saya sendiri. Cuma karena hal ini saya bisa histeris dalam hati. Rasanya pengen marah-marahin ibu kenapa dateng mendekat ngga bilang-bilang. Tapi apa daya, saya anak yang penuh dosa yakan. 
Kenapa saya bisa histeris? Karena saya ngga suka horor. Dan moment ini layaknya hantu yang ada di film-film horor. Oke, abaikan. 

2. Santri Lewat 
Cukup ngga penting bagi kalian, tapi sangat menghisteriskan jantung saya. Iya. Daridulu kalau ketemu santri, perasaan ini ngga bisa dibohongi (^o^)// Detak jantungnya lebih kencenglah daripada lari marathon. Eh bener! Kayak berasa liat masa depan gituu ehe siapa tahu. Oke, abaikan yang ini. 

3. Halaqah Tahfidz
Yang terakhir ini, bukan cuma buat histeris dalam hati, tapi bikin baper juga. Tiap kali denger orang bisa baca alquran tanpa baca alias hafalan quran, tshhh baper. Apalagi pas ada lomba sambung ayat alquran. Itu bukan hanya juz 30. Tapi mereka bener-bener hafal 30 juz. Udah deh, yang kayak gitu bikin histeris akut. Kapan kapan kapan bisa hafal dengan sempurna bacaan alquran. yakali 30 juz, hafalan juz 'amma aja berantakan. 

Tiga hal itu yang membuat saya histeris. Selebihnya ngga ada sih. Biasa aja XD

[#KampusFiksi 10 Days Writing Challenge]
Day 2 #10DaysKF #KampusFiksi