Jumat, 16 Juni 2017

A Letter for My Future

\\😊😊😊😊😊//

Dear 'Aku'
di
Masa Depan

Agak aneh ya, bila harus menuliskan surat untuk diriku sendiri di masa depan. Ketika aku mendengar kata 'masa depan', muncullah pelbagai angan-angan, harapan, serta impian untuk hari esok. Namun aku percaya, masa depan adalah hasil jerih payah masa sekarang. Bagaimana 'aku' yang sekarang akan menentukan bagaimana 'aku' nantinya. Tapi nggak mesti juga sih. Sebab kuasa yang Maha membolak-balikkan hati lebih besar.

Untuk aku di masa depan, 
aku tidak tahu apa yang akan aku bicarakan dalam surat ini. Apakah perihal pernikahan? Pasangan? Anak? Masa tua? Atau yang paling dekat, yaitu cita-cita? Entah. Mungkin akan aku bicarakan semua, namun tidak menyeluruh.
Setiap orang memiliki impian untuk masa depannya. Pernikahan yang lancar, pasangan yang baik, solih, setia, bertanggung jawab dan dapat dipercaya, he. Anak yang sehat, cantik, ganteng, lucu, imut, pinter, cerdas, hafal quran😍 Masa tua yang bahagia bersama keluarga besar. Dan yang paling dekat, adalah sukses di masa muda. Misal keterima di sbmptn atau snmptn, keterima di sekolah ikatan dinas, keterima di tempat kerja yang bagus. Itu impian semua orang kali yaa!
Impianku selama ini banyak, banyaaaak banget. But, just i tell in doa. Sebab yang bisa memenuhi semua itu hanya Allah. 

btw, besok pukul 11.00 a.m. usiaku genap 17 tahun. Entah apa yang spesial dari umur tersebut. Mengapa banyak orang mengistimewakannya? Bagiku, menyedihkan sih. Sebab, ternyata, sudah 17 tahun aku hidup di muka bumi ini. Usiaku sudah berkurang 17 tahun, bukan bertambah ya! Aku, kita, manusia, makhluk-Nya, nggak tau sisanya berapa? 

Ketika kehidupanku sudah berkurang 17 tahun, rasanya bener-bener menyedihkan. Mengingat masa kecil yang indah sudah tiada. Mengingat usia remaja akan pergi sebentar lagi? Mengingat, pertanyaan akhirat, "Untuk apa waktumu selama ini?" kan ngeri. 
Iya. Selama 17 tahun ini, untuk apa? Apakah sudah ada bekal untuk akhirat kita? Bukankah kita tidak tahu berapa panjang pendeknya sisa umur kita setelah ini?
Kuy inget-inget, mending sekarang muhasabah diri. Selama belasan tahun ini, sudahkah kita menjadi manusia yang bermanfaat? sudahkah lebih berat amal baik kita apabila ditimbang nanti?

Aku yang sekarang menjawab: Belum. Selama 17 tahun ini aku belum berbuat apa-apa. 

Untuk aku di masa depan, 
Semoga 'aku' masih bisa menginjak bumi ini di masa depan nanti. Semoga aku bisa merubah dunia, minimal diriku sendiri. Masih bisa belajar teknologi terbaru, kenal dengan orang-orang baru, mengajari anak-anak apa yang aku pelajari sekarang, merasakan perkembangan dunia ini, nantinya akan seperti apa? Masa depan nanti, isinya bukan lagi perjuangan. Namun menikmati hasil dari perjuangan. Sebab perjuangan banyak di dapat dari masa muda kita. Isn't?

Sukses untuk kita semua, salam berjamaah😍


Tertanda,


Aku saat remaja
(17 Juni 2017)


Hari ketujuh, #7DaysKF #writingchallenge

Alasan Kita Pantas Memiliki Pasangan Hidup yang Baik


Challenge ini agak berat ya. Lucu aja gitu, baca judulnya. Kayak udah mau nikah gitu, padahal lulus sekolah aja belum, he. Tapi ini penting dibahas sih. Sebab semakin dini kita punya impian, semakin bagus nanti persiapannya, semakin banyak doa, semakin dekat dengan kata diijabah, insyaa allaah πŸ˜‚ 

Meski masih sekolah, impian untuk punya pasangan hidup yang baik pasti udah bersliweran. Apalagi usia SMA seperti saya. Nggak jarang juga kok obrolan temen-temen kelas bertopik "My future husband" ❤😍

Punya pasangan hidup yang baik itu amat penting, mengapa?

Menikah satu kali untuk selamanya
Menikah adalah ikatan sakral, sweet moment in our life. So, cari pasangan yang setia. Pasangan setia yang bertanggung jawab sama keluarga. Sayang keluarga. Sebab ini untuk satu kali seumur hidup. Ntar kita kan cuma punya satu orang, harus yang baik dong (^O^)//~
btw, nggak ada kan yang mau punya pasangan lebih? Repot. Biasanya sih laki-laki -.- Dengan dalih diperbolehkannya memiliki istri empat, hmm. Satu aja belum tentu memenuhi haknya lho?

NB: Satu aja dah.

So again, saya berhak mendapat pasangan yang setia sebab saya juga akan setia XD

Pengaruh Perkembangan Anak
Seorang ayah dan ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya nanti. Ayah, adalah suara pertama yang didengar dede bayi. Ibu, adalah sumber makanan pertama yang didapat dede bayi. Keduanya harus baik, kompak, dan berpendidikan agar seorang anak berkembang dengan baik. 
Pasangan hidup yang baik itu harus beriman. Menanamkan islam sejak dini dalam keluarga kecilnya nanti :) Akan indah dan bahagia deh hidupnya~
Sebagai calon ibu, saya udah tau kalau bakal jadi madrasah pertama untuk anak. Sekarang pun udah mulai belajar banyaklaahh agar jadi ibu yang cerdas, he.

Pelengkap Kehidupan
Yang namanya pasangan, itu menyatu. Salah besar kalau ada yang bilang "maaf ya, kita nggak cocok" hmm. Salah. Pasangan itu saling melengkapi. Menutup kekurangan satu sama lain. Saling bekerja sama. (^O^)//
Kalau saya punya kekurangan, pasti kelebihannya ada di kamu. Kekurangan kamu pun, nanti kelebihannya ada di saya. Lah, kamu siapa? ._.


Itulah tiga poin penting alasan kita harus miliki pasangan hidup yang baik. But, it's my future, my opinion, my version. Bisa beda-beda kok. Itu kan cuma impian seseorang dalam kehidupannya nanti :)

Hari keenam, #7DaysKF #writing challenge


Kamis, 15 Juni 2017

Rindu Bersua Dengannya

Lokasi: Candi Borobudur, Magelang
Kalau ada pertanyaan, "Siapa yang sangat ingin kamu temui dalam waktu dekat ini?" lalu jawabannya apa? Saya pun bingung, he. Pasalnya, orang-orang istimewa bagi saya ya keluarga. Keluarga setiap hari ketemu, bahkan satu atap istirahat. Meski kadang suka sibuk sendiri.
Teman, sahabat, saudara, yang saya sayangi juga ada lah ya masa bertemunya. Apalagi dengan teknologi jaman sekarang yang memudahkan kita untuk berkomunikasi. Di media sosial, kita bisa saling berinteraksi dan lebih tahu kegiatan teman-teman. Because media sosial itu menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Hmm.

Lalu, siapa orang yang pantas dirindukan? Diingin-inginkan kedatangannya untuk menemui kita? Yang kita nggak bisa berinteraksi dengannya? Nggak bisa tukar kabar? Siapa?

Jawab: Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam.

Siapa lagi kalau bukan beliau?

Meski interaksi kita hanya sebatas sholawat, tapi kita tetep pengen banget kan bertemu beliau?

Kita sebagai orang islam, tentu sangat sangat sangat ingin bertemu dengan beliau. Saya pun amat merindukannya. Beliau sebagai idola umat muslim, panutan kita. 
Bahkan jika boleh saya bertemu dengannya dalam mimpipun tak apa. Sudah banyak orang mukmin yang bisa bertemu beliau di mimpi. Sekedar salaman pun, yang jelas mereka sudah menjumpai nabi. Yang paling bikin saya iri, cerita seorang remaja muslim, Wirda Salamah 'Ulya Mansur. Dia seumuran dengan saya. Di umurnya yang masih kurang lebih 7 tahun, dia mimpi bertemu rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam. Tak hanya jabat tangan, dia mimpi ditegur beliau, diajak solat bareng, diajak jalan-jalan. 
Hati siapa yang tak menggebu-gebu? Kita pun ingin seperti Wirda (^O^)//~

Tapi, bertemu dengan beliau, bukan sembarang orang. Tentu orang itu punya iman yang kuat sehingga bisa bertemu idolanya. Idola dunia dan akhirat.

Semoga kita, umat rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam dapat menjumpainya baik dalam mimpi ataupun di akhirat, surga nanti. Aamiin.

Hari kelima, #7DaysKF #writingchallenge

Rabu, 14 Juni 2017

Penyesalan Sebungkus Permen


Hi! Masuk day 4 kampus fiksi writing challenge ini agak bingung juga ya. Dengan tantangan menulis keempat berupa pertanyaan: "Tulislah sebuah peristiwa di masa lalu, yang menurutmu saat ini, peristiwa tersebut sangat memalukan atau semestinya tidak dilakukan!" 

Apa ya?

Cerita tentang masa lalu yang saat ini terdengar memalukan atau semestinya tidak dilakukan? Yang terpikir dalam benak ini, lagi-lagi tentang pacaran. Tak henti-hentinya rasa menyesal hadir ketika inget kalau dulu pernah pacaran. Dulu, waktu diri ini masih tersesat. Jauh dari jalan yang lurus. 

Pacaran itu isinya cuma nafsu thok. Gayanya aja cinta, tapi? Pokoknya kata "cinta" itu cuma embel-embel untuk memuaskan nafsu. Karena satu-satunya obat seseorang jatuh cinta itu adalah menikah. Atau kalau belum mampu, cukup doakan. Ngga ada tuh anjuran untuk pacaran. Ada sih, cuma pas jaman jahiliyah dulu, he. Lah, sekarang udah tahun berapa? Masih ada aja jaman jahiliyah di muka bumi ini. Malah ya, sekarang orang-orang itu kalau pacaran, pede aja di depan umum, nggak malu. Kembali lagi dah ke jaman jahiliyah. Berarti? Bukannya ngehits, tetapi pacaran itu kuno, jadul, ketinggalan jaman. 

Pacaran itu sangat berbahaya. Tidak sesuai dengan Al-qur'an dan As-sunah, harus dihapuskan tuh. Masalahnya, kalau pacaran itu, apa-apa yang haram dijadikan halal. Kan melenceng dari aturan agama? Lebih ngeri lagi, kalau sampai berani bohongin/ ngelawan orang tua demi pacarnya. 
Bukankah ridho Allah tergantung ridho orang tua? Kenapa ya, waktu pacaran, kita malah ngemis-ngemis ridho pacar? Itulah yang dinamakan cinta buta. 

Nah, setelah aku agak gede, memasuki usia remaja, usia-usia kita mencari jati diri, tentulah kita nggak mau tersesat ke jalan yang nggak bener. Kita udah remaja, udah harus bisa berpikir jernih. Kadang, udah dikasih kepercayaan sama orang tua, untuk memilih sendiri. Mana yang baik mana yang buruk. Jangan sampai kita menyalahgunakan kepercayaan itu. 
Dan sebagai seorang remaja muslim, kita harus berpikir cerdas, lebih teliti memilah mana yang bener mana yang sesat. 
Dari situ, aku mulai ikut pengajian-pengajian remaja. Setiap hari temanya emang beda-beda, namun pasti ada aja selingan tentang pergaulan jaman sekarang. Terlebih pacaran tadi, yang masuk kategori mengkhawatirkan. Pasalnya, anak-anak jaman sekarang udah bebas banget pacaran. Di jalan-jalan besar, mall, taman, bahkan sekolah, mereka nggak malu. Pede aja. Lah, dilihat manusia aja nggak malu, gimana Allah? 

Selain ke pengajian, aku juga suka ikut sosialisasi tentang narkoba dan HIV AIDS. Di situ, apa yang dibahas? Lagi-lagi tentang pacaran. Sebab awal kerusakan remaja/ manusia itu banyak terjadi karena pacaran. Ngeri dah. 

Kalau ada yang bilang "aku cinta kamu", Hi? Itu cinta atau nafsu? Be careful, ukhti wa akhi. Jaga jarak dan jangan mudah baper (^O^)// 

Setelah iman agaknya didapat, deket sama al-qur'an, deket sama Allah, aku coba renung-renung gitu tentang masa-masa pacaran. Yang ada cuma penyesalan. Seandainya waktu bisa diputar, aku minta gamau pacaran.
Salah satu materi yang aku dapat dari pengajian remaja kemarin, tentang suami/ istri. Sedihlah kalau kita pernah pacaran. Atau lagi pacaran, lagi jagain jodohnya orang lain. Terus nanti, kalau kita menikah, nggak ada sensasi romantismenya. Sebab kata "cinta" udah berulang kali kita ucap sama pacar kita dulu. Hal-hal setelah menikah, jadi biasa aja. Hambar.
Beda ya, sama yang nggak pacaran. Pacarannya setelah nikah. Orang itu belum pernah pegangan tangan, belum pernah jalan berdua, belum pernah gombalin/ digombalin, belum pernah cinta-cintaan. Tapi nanti, setelah menikah, orang itu merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Belum pernah ia dapet. 

Pernah liat nggak? Video-video pasca ijab qobul seorang yang belum pernah pacaran. Ada yang mau makein cincin ke jemari pengantin wanita, tapi gerogi. Ada yang mau cium tangan suami setelah kata 'sah' terucap, tapi juga gerogi. Lucu-lucu, tapi indah. 
So, pengen yang mana? Pengen pacaran dulu, terus momen menikahnya jadi hambar? Atau ngga pernah pacaran, tapi nanti setelah menikah penuh dengan romantisme? (^O^)~~

Ibarat sebungkus permen loly ya. Waktu masih terbungkus rapet, lalat-lalat ngga ada yang mau mendekati. Namun setelah bungkusnya dilepas, banyak lalat menghampiri. Kalau lalat itu sudah merasa puas, lalat itu bakalan pergi cari yang lebih manis lagi. 
Permen itu, karena udah terbuka, manisnya jadi ilang. Kalau gitu, masihkah mau ter-php sama lalat? 

Demikian kronologi penyesalanku. Semoga sampai nanti, hal di atas tidak terulang lagi. Setalah tahu betapa rusaknya pacaran itu, tentulah kita nggak akan jatuh dilubang yang sama, kan?
Sekarang kita tahu, kalau pacaran itu ialah sebab penyesalan yang paling memalukan.

Hari keempat, #7DaysKF #writingchallenge


Selasa, 13 Juni 2017

Senyum dan Luka saat Kehilangan


Kehilangan seseorang yang kita cinta dan sayangi memang kenyataan yang paling sulit dalam hidup. Sebab orang tersebut pasti pernah membuat kita bahagia, menangis, senang, sedih, maupun benci. Semua itu ada kenangannya. 
Challenge ketiga ini, aku tiba-tiba inget seseorang yang telah pergi. Meninggalkan kenangan yang begitu indah dan penuh luka, bagiku. Beliau eyang kakungku~~ Aku dan sepupu-sepupu biasa memanggilnya atung. Maklumlah, anak kecil, masih cedal. Dan akhirnya kata "atung" masih kebawa sampai sekarang. 

Setiap inget sama atung, kadang aku sedih, penuh luka. Kadang-kadang seneng, ketawa-tawa sendiri. Sebab yaa ada banyak kenangan bersama atung, saat kecil dulu. 

Yang bikin aku bangga punya eyang kakung seperti atung adalah beliau orang yang religius dan nasionalisme. Mungkin karena atung lahir 17 Agustus 1943. Dua tahun sebelum kemerdekaan. Beliau punya cerita banyaak saat jaman penjajahan. Saat gaji PNS waktu itu cuma 3000 rupiah, saat ke kantor jalan kaki sebab belum ada kendaraan, saat satu telur ceplok dibagi untuk 4 orang, saat pengen beli bakso tapi harus sakit dulu, saat satu tas dan sepatu untuk bertahun-tahun, dan lain sebagainya.

Dulu, waktu atung muda, atung punya geng lho! Geng-nya ada 7 orang. Maybe mereka sekitar umur 17 tahunan. Nama geng mereka, kalau nggak salah iaitu "The Tirakat Gengs" 
Apa aja yang meraka lakukan?? 
Setiap hari mereka nongkrong di kuburan. Mengunjungi satu demi satu gundukan tanah sambil doain si mayat. Mereka bareng-bareng bacain surah yaasiin, ayat kursi, tiga qul, dsb bacaan tirakatan. Semua kuburan mereka jelajahi. Habislah masa muda mereka buat tirakat di kuburan.
Kata atung, tujuan mereka supaya mereka mendapat kebaikan pula. Boleh jadi, beberapa almarhum yang mereka kirim surah yaasiin itu adalah orang-orang yang beriman. Yang berada di sisi Tuhan. Atung dan temen-temennya berharap, almarhuma doain balik mereka. 
Alhasil, di masa tua atung dan temen-temennya nggak ada yang hidup susah. Semua jadi PNS, minimal. Nggak cuma mereka bertujuh, tapi kebaikannya pun sampai ke anak-anak mereka. Sukses semua sampai turunannya. 

"The Tirakat Gengs" ini ternyata nggak berhenti di masa muda atung. Atung dan temen-temennya, masih lanjut tirakatan. Tapi nggak di kuburan, di masjid. Mereka qiyamul lail di masjid sampai tua. Kata pak ustad, guru ngajiku, dulu atung emang rajin ke masjid, buat sholawat nariyahan. Satu malam bisa sampai 4.444 kali jamaah membaca sholawat nariyah. Aahh aku yang nge-fly, aku yang bangga, aku yang senyum-senyum sendiri saat pak ustad cerita itu. (^O^)~~ Sampai aku bilang ke temen-temenku, "itu atungku... yang lagi diceritain pak ustad" XD

Dari cerita atung, ada hikmah yang indah. Atung dan temen-temennya rajin doain orang lain. Sehingga setiap kebaikan pun kembali ke mereka. Setiap malam, mereka membaca 4.444 kali sholawat nariyah, hingga insyaallaah Allah bakal cinta sama mereka. Kehidupan mereka jadi dipermudah sama Allah.

Kereligiusan atung yang lain, atung nggak capek-capeknya nasihatin aku supaya setiap ada keinginan, aku harus minta Allah. Harus dihaturkan, diomongin, diucap. Nggak boleh dipendem. Meskipun Allah Maha Tahu dan Maha Mendengar, kalau kita punya impian, harus disampaikan.

Kalau inget cerita-cerita itu, suka bikin sedih. Rasanya pengen terus bersama atung. Pengen digandeng terus sama beliau. Beliau ialah penasihat terbaik sepanjang masa. Tapi, kebanggaan itu muncul setelah atungku ngga ada. Dulu, waktu masih ada, aku lebih sering nggak acuh sama beliau. Sekarang? Merasa kehilangan banget~~

Lepas dari itu, disisi lain, aku punya kenangan yang suka bikin ketawa sendiri. Dulu, setiap kali aku nonton TV sama atung, atung selalu ngomentarin. Dari kecil, aku udah doyan sinetron, nontonnya sinetrooon teruus. Nah, tiap ada adegan orang nangis, atung selalu bilang: "Kui ki ngapusi le nangis.." (itu tuh cuma bohongan)
Adegan orang pingsan juga, dikomentarin, "Kui ki etok-etok le tibo" wkwq. 
Yakali aku ngga tau. Walaupun masih kecil, aku juga udah mudeng kalik kalau sinetron itu bukan kejadian nyata XD

Aku bahagia kalau inget kenangan bersama atung. Tapi langsung sakit hati dan sedih ketika inget detik-detik menjelang kepergiannya. Waktu itu atung nyuruh aku bacain surah yaasiin untuknya. Aku emang udah bisa baca Al-qur'an, udah khataman pula. Tapi aku nggak mau, entah kenapa. Atung sampai nangis, aku juga. Rasanya sedih, tapi kok aku gamau ya, bacain surah yaasiin? Aku lupa.
Sampai wafat, atung belum denger bagaimana bacaan Al-qur'anku. Itu salah satu penyesalan paling sakit sepanjang hidupku ini. But yaudahlah, udah terjadi, jangan sampai aku menyesal seumur hidup dan terjebak di pertanyaan why and why.


Mungkin segitu dulu deh ceritanya, insyaallaah next time, aku lanjutin lagi cerita tentang atung ini. Karena masih banyak hal tentang beliau yang harus diteladani~~ hikmahnya luar biasa (^O^)``

Thank you buat kampus fiksi, berkat challenge ini, aku bisa flashback ke jaman dulu, jaman belum ada gadget, he. Kebahagiaan yang sederhana tetapi lebih berfaedah :)

Hari ketiga, #7DaysKF #writingchallenge


Minggu, 11 Juni 2017

My Future Animals in My Dreams


Ngomongin soal impian, impian itu bebas kan, ya? Ini impian nggak biasa, luar biasa. Impian yang hanya bermain di negeri angan-angan. Nah, hari ini kampus fiksi lagi ngajak kita ke negeri di mana kita bisa memelihara hewan apa aja di dunia ini.
Coba bayangin, hewan apa aja lho. Bisa masuk rumah. Keren.
Tapi biar begitu, jujur ya, aku kan nggak suka hewan, binatang, animals, nggak suka, pake banget pula! Di suruh milih segala jenis hewan, nggak bakal mau. Maunya rumah ini bersih dari hewan~
Saat ini aja, punya binatang alami di rumah, udah ngerepotin, kayak tikus, cicak, tokek, jutaan semut dengan berbagai jenis, kucing kampung yang betah di rumah sini, nyamuk, lebah, capung yang suka nyasar masuk kamar, ulet, dsb. Namanya juga rumah di tengah kampung. Sah-sah aja sih kalau banyak binatang gitu nyasar. Apalagi kalau musim hujan, komplit dah!

Okay next, my future animals, yang ada di impian bebasku adalah …

1// Kuda


Yap, kuda yang dipakai orang-orang jaman nabi untuk perang. Buat apa? Jangan bilang aku mau jadi kusir mendadak untuk nambah penghasilan? Enggak ya. Tapi ide yang bagus juga sih XD
Btw, pengen aja bisa naik kuda, kuda putih, bersih, pinter, kayak kuda istana, maximus, kuda milik istananya rapunsel di film “Tangled!” HAHA. Milihnya yang elite!
Terus sambil belajar memanah, kan sunnah? Naik kuda sambil pegang busur panah. Idamaan!

2// Burung Beo


Sebab rumah ini terlalu sepi kalau hanya punya binatang kayak semut, cicak, dsb itu. Burung beo kan rame, cerewet, alias berisik? Bisa bicara pula kalau dilatih dengan bagus. Coba ntar kalau aku punya burung beo. Ntar belinya yang baru lahir aja, supaya didiknya mudah. Dari kecil nanti aku ajarin tilawah. Kan hebat dan akan mengguncang dunia kalau seekor burung beo bisa tilawah surah Al waqiah gitu misalnya? He. Ngocehnya berfaedah!

3// Unta


Nah, nggak cuma satu ekor. Nanti aku mau punya banyak unta. Aku taruh disekeliling rumah. Keistimewaan unta adalah kelopak matanya yang transparan. Meski si unta itu merem, dia tetep bisa lihat sekitar. Cocok buat satpam rumah. Jadi insyaallaah ngga akan ada maling. Berkah banget kan ya? Bulu matanya juga lentik, indaah~ meng-iri-kan!

4// Burung Hud-hud


Burung paling cantik dan istimewa dalam Al-quran. Katanya, burung hud-hud ini, burung-burung prajuritnya Nabi Sulaiman. Nanti, aku pengen punya 100 burung yang kecil-kecil, imut-imut, dan berterbangan di atas genteng. Memperindah pemandangan rumah (^O^)~

5// Kura-kura




Kura-kura yang mampu hidup selama ratusan tahun. Kayak kura-kura yang ada di film “Finding Nemo” HAHA. Ntar aku rawat sejak kecil, sampai aku tua, kura-kura itu masih hidup. Masih nemenin aku. Bahagiaa gitu punya temen setia sampai tua. (^O^)~

Yako! Lima binatang ajaib in my dreams, tentunya cuma angan-angan yaa. Tapi bagi Allah mah, kun fayakun. Bisa aja tiba-tiba aku boleh memelihara lima binatang di atas XD 

Hari kedua, #7DaysKF #writingchallenge

Paragraf Perkenalan

Balada anak s m a 

Assalamu'alaikum sohibul readers~~ 
Dalam rangka event yang diadakan akun twitter @Kampusfiksi bersama @basabasi_store, saya turut meramaikan "Writing Challenge" ini. 

Bismillah. 
Ngabuburit nonton kirab, yuk kita perkenalan biar akrab. 
My name is Almira Prima Rahma. Artinya Putri agung pertama yang dirahmati (Allah). Nama itu doa. Jadi, panggil aja Almira. Berarti kalau kalian lagi manggil aku, kalian turut mendoakan aku supaya jadi putri yang agung, he. 
Sebab sekarang, banyak temen yang suka manggil temennya dengan nama-nama yang nggak baik. Alasannya biar lebih akrab, deket, konyol, atau cuma bercanda doang. Tetep aja, itu doa. Hati-hati yaa. Panggil nama yang sewajarnya aja :)
Usia~~ masih usia remaja. Masih suka labil dan sedang dalam pencarian jati diri. Mau dibawa ke mana diri ini? Pengennya sih ke Kairo, qqqq~ 

Ordinary person is me. Saya suka baca buku dan nulis diary, jauh sebelum mengenal gadget. Sekarang mah, tangan berasa menyatu sama ponsel. Buku favoritku bergenre religius dan humor. Kayak Ayat-ayat Cinta, Negeri 5 Menara, LUPUS, dsb. Saya nggak suka main keluar rumah seperti apa yang dilakukan anak SMA jaman sekarang. Rumah adalah pelindung bagi saya. Ketika saya keluar rumah, saya merasa nggak nyaman. Pengen cepet-cepet pulang.

Saking seringnya nulis diary di kamar, dulu waktu SD ibu saya bilang "mending jadi penulis aja.."
Dan ucapan ibu saya pun menjadi doa yang diijabah oleh Allah XD
Salah satu impian saya sekarang, mau jadi penulis~~ 
Menulis hal-hal yang bermanfaat bagi semua orang di dunia akhirat, agar menjadi syafaat kelak, he. Saya insyaallaah masih aktif di Remaja Masjid, kalau ada dari kalian yang sama, kita bisa sharing ilmu agama dan sosial lho (^O^)~~

Sekolah sama lingkungan saya beda. Beda banget. Seakan sedang hidup diantara dua dunia gitu :v 
Dari kecil saya berada di lingkungan yang agamis, sopan, dan santun. Ketika masuk SMA, dunia lain pun datang. Kejar-kejaran trend misalnya, gadget di mana-mana, dsb. 
Ketika temen sekelas duduk santai dengan headset or earphone mereka, saya enggak. Saya anti musik. Kalau denger suara musik, langsung pusing :v ((ini beneran)) Apalagi lagu-lagu yang bukan lagu Indonesia, pusing banget dah.
Lagu favorit saya cuma lagunya Wali band dan Opick, dah itu aja. Religius semua ya? Sebab ketika saya mendengarkan lagunya Wali band dan Opick saya selalu ingat mati XD

Saya orangnya anti binatang. Apalagi sama yang berbulu, kucing! Meski kucing adalah hewan kesayangan Rasulullah shollallahu 'alaihiwassalam, yaaaa mau gimana kalau saya emang anti banget. Because, dulu saya punya pengalaman buruk bersama kucing. Sekarang jadi nggak suka.

Lebih suka, main sama anak-anak. Anak paud dan TK, itu asik! Masih polos. Sebab kalau main sama yang seumuran, biasanya jadi ladang gosip XD

Maybe, segitu cukup kali yaa, untuk perkenalan awal. Semoga dengan challenge pertama ini kita semua jadi temen deket XD Kalau perkenalannya ada yang kurang, request aja di kolom komentar! Dengan senang hati insyaallah saya jawab :)
Sebab saya seneeeng dan bahagia kalau punya banyak temen, banyak saudara, banyak sahabat dari berbagai sudut bumi. Thank you!

Contac person: 

Instagram : @almirapeer
Twitter : @almirapeer
LINE : @almira_prima
Ask.fm : @almirapr

Hari pertama, #7daysKF #writingchallenge