Jumat, 21 Desember 2018

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN MEMBERIKAN BERBAGAI RASIONALITAS

Kelompok 1 Pancasila 1B Universitas Negeri Tidar Magelang

Anggota:

- Almira Prima Rahma

- Denok Lestari

- Riza Rahmiyati

- Zetty Fatma Alfrida


Pancasila adalah sebagai dasar negara, yang berarti bahwa pancasila sebagai dasar untuk dapat mengatur penyelenggaraan pemerintahan negara. Bagaimana pun jalan yang akan ditempuh dalam pelaksanaan proses pemerintahan, semua harus berdasarkan pancasila.

Adapun kedudukan pancasila sebagai dasar negara tersebut ada 3, yaitu:
- Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib hukum) di Indonesia.
- Pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum Indonesia yang dalam Pembukaan UUD 1945 dijabarkan dalam empat pokok pikiran.
- Menerapkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara baik hukum dasar tertulis maupun tidak tertulis.

Pancasila mengandung norma yang mengharuskan UUD 1945 mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara termasuk penyelenggara partai.

Pancasila dijadikan sebagai dasar negara karena sangat mendasari, sesuai dengan adat istiadat, pandangan hidup, serta negara indonesia  adalah negara pancasila. 
Pancasila memiliki makna yuridis formil dan historis. 

Pancasila memberikan berbagai rasionalitas dalam kehidupan sehari-hari. 

Contoh implementasi pancasila adalah sebagai berikut:

Sila 1
a. melaksanakan wajib shalat 5 waktu untuk yang beragama islam
b. sembahyang di gereja bagi yang beragama khatolik
c. mengikuti serangkaian acara pada hari natal bagi yang beragama nasrani

Sila 2
a. menyapa teman saat berpapasan
b. menghormati kedua orang tua
c. memberi makan untuk anak yatim piatu

Sila 3
a. menggunakan bahasa baku (bahasa yang baik dan benar)
b. mengikuti upacara bendera merah putih
c. tidak menyebarkan fitnah

Sila 4
a. bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah
b. pemilu

Sila 5
a. bakti sosial
b. donor darah
c. gotong royong membangun jalan

Senin, 05 Maret 2018

Unsur Intrinsik CERPEN: Wajah di Balik Jendela

[CERPEN]

Request from my best friend, Indah Septiyaningsih. Dia lagi ada tugas bahasa Indonesia bab unsur intrinsik dan ekstrinsik gitu. Untuk memudahkan mencari referensi cerpen yang mau dibedah, sila copas dan cantumkan sumber cerpen ini di buku tugasmu!

...



Perjalanan dari kota metropolitan sampai ke kota paris van java hingga tiba di sudut kampung sepojok ini tak membuat lelah. Siapa yang tak terpesona dengan keindahan pohon-pohon yang menjulang tinggi di sepanjang jalan. Bertahun-tahun hidup di kota yang jarang terlihat indahnya warna hijau yang nyata seperti ini. Seolah tempat ini tidak pernah ada perubahan sejak dulu. Tetap memamerkan warna hijau alaminya.

Seorang gadis perempuan bernama Kichida Itou, anak kelas 6 SD merasa bahagia kembali ke rumah kecilnya. Dia sedang libur semester dan memilih untuk mengunjungi rumah neneknya.

Malam itu, gelap gulita dihiasi kerlip kunang-kunang yang sebentar tampak sebentar hilang. Sunyi. Tenang, hanya ada angin sepoi-sepoi yang bikin asoi rumah tua ini. Pukul delapan malam, Kichi segera memejamkan matanya. Dia harus berangkat pagi besok karena mau ikut neneknya ke ladang.

Tengah malam, Kichi merasakan dan mendengar, seperti ada suara ketukan pintu. Kebetulan kamar Kichi itu letaknya di depan. Jadi, kalau ada tamu pasti cuma Kichi yang dengar. Namanya juga tengah malam kan? Jadi tidak ada suara apapun selain ketukan itu. Ketukan itu terasa mengancam, Kichi masih memejamkan mata. Dia takut membuka mata, meski ia sudah sadar dari tidurnya. Kichi membayangkan ketika dia membuka matanya, akan ada setan di depannya! Kichi itu penakut. Suka nonton film horor, makanya selalu teropsesi. Ketukan tadi kiranya sejak pukul 12.30 malam alias pagi buta.

Akhirnya Kichi mulai membuka matanya pelan-pelan. Yes! Kichi senang, soalnya dia tidak menemukan setan, namun Kichi tetap merinding. Di malam nan sunyi itu Kichi melihat jam terus. Bukan karena naksir lho ya.. Sudah pukul 02.00 pagi. Tapi ketukan itu kenapa tidak pergi-pergi? Kichi mikir, mana ada ya tamu semalam dan sepagi ini!

Entah apa yang dia harus ia lakukan. Membukakan pintunya?? Tapi, tidak tidak! Ini terlalu bahaya. Bagaimana kalau maling? Maling yang baik. Assalamu'alaikum dulu ke korbannya, pamitan mau nyuri seisi rumahnya, kali saja dibolehin. *plakk!* Ini ngaco. (pikir Kichi)

Karena Kichi penasaran, dia berniat untuk melihat siapa makhluk itu dari balik jendelanya. Pertama dia mematikan lampu kamarnya, agar  pas ngintip tidak kelihatan. Kedua dia melangkahkan kakinya mendekat ke jendelanya. Samar-samar dia membuka tirai kuning di kamarnya.

Pas dibuka! Apa yang terjadi??? Nampak sesosok perempuan berambut panjang terurai, memakai daster putih dan membawa ratusan kue pada nampan. Kichi kaget luar biasa! Lahhh orang tadi aja suara ketukan pintunya masih terdengar kok tiba-tiba wajahnya sudah di balik jendela kamarnya? Cantik sih, *plakk* Tapi Kichi tetep masih belum percaya. Dia ngucek-ngucek matanya ribuan juta kali, terus dia ngelirik ke arah bawah kaki sosok perempuan itu. Oh kakinya nampak! Tapi siapa dia? Kaya kuntilanak. Persis! Kichi sangat bingung itu makhluk apa.


Tangan lembut perempuan itu terus mengetok-ngetok jendela Kichi. Kichi diam. 

"Buka jendelanya dek" Kata Perempuan itu sambil ngetok-ngetok jendela.

Dan, bodohnya Kichi membukakan jendelanya. Seperti tidak sadar atau ngelindur. "Dek, tolong beli kue ibu ini ada 200 biji." Lanjut ibu itu, "Dek, tolong ya.. dibeli.. masih hangat dek"

DORRR!!! Pertanyaan macam apa itu. Pagi-pagi buta gini nawarin ratusan kue? Nada  pelan nan lembut itu bikin Kichida gerogi. Lidahnya kelu, kaku, sulit untuk bisa ngomong. Heran. Kichi masih bertatap muka dengannya. 

"Dek ayah kamu, pak Hiroto Yakamura, ada?"

Apa??? Ngapain sosok perempuan mirip kuntilanak ini nyari ayah Kichi. Ayah kichi, Pak Hiroto masih di Jepang, tidak ikut berlibur. Kichi masih belum bisa ngomong, dia hanya menggelengkan kepala.

"Kalau ibu kamu, ada kan ya?"

Eh ni orang atau setan malah nyari Ibu Yoshi, ibunya Kichi. Kichi bohong. Dia menggelengkan kepala. Perempuan itu pergi begitu saja. Kichi kembali tertidur tidak pulas, karena masih terbayang-bayang sosok perempuan itu.

Pagi hari, ibu Kichida menyuruhnya untuk membeli kue ditetangga barunya. Saat Kichi mengetuk pintu rumah penjual kue, sosok perempuan yang dilihatnya tadi malam itu nyata. Betulan ada. 

"Eh, ini nak Kichi ya? Maaf ya dek, semalam ibu membangunkan nak Kichi. Ibu bingung anak ibu pagi ini mau berangkat Study tour belum ada uang," Jelasnya.

Jleb. 


Cerpen Karya Almira Prima Rahma
SMP Negeri 1 Tempuran

P.S *aku tulis identitas SMP sebab itu cerpen saat aku duduk di bangku SMP beberapa tahun yang lalu*



UNSUR INTRINSIK

Tema : Salah paham

Alur : Progresif (maju)

Penokohan : Analitik (langsung)

Latar 

tempat : Bandung (rumah nenek Kichi)
waktu : Malam dan pagi hari
suasana : Tegang dan mengharukan

Sudut Pandang : Orang ketiga

--------------------


Terima kasih sudah membaca :)