“Robbi zidnii ‘ilmaa”
Do’a ialah jembatan sukses sang brilian. Doa laksana
kayu demi kayu yang menyusun jembatan untuk sampai ke seberang. Apa itu
seberang? Yaitu kesuksesan. Untuk sampai ke tujuan, kita harus menyusun
kayu-kayu itu agar bisa berjalan. Kita samakan kayu itu dengan doa. Doa juga
harus rutin diucapkan, ditengadahkan, serta dilakukan. Supaya doa doa kita
sampai ke tujuan.
Jika kayu adalah jalan mewujudkan jembatan, maka doa adalah jalan untuk mewujudkan mimpi.
Apa yang kita mau, inginkan, butuhkan, dambakan? Apa
yang kita keluh kesahkan? Do Doa. Kuy berdoa yang rutin. Di setiap waktu atau
di waktu mustajab. Contohnya: berdoalah di sepertiga malam terakhir, antara adzan dan
iqomah, subuh saat ayam masih berkokok, asar sampai maghrib, serta salat dhuha.
Kita sibuk apa selama ini, sampai-sampai mengabaikan
dhuha? Dhuha, sempetin de. Kata ustad Yusuf Mansur, sunnah ini teramat penting.
Atas semua yang Allah beri, seharusnya kita bayar. Sebab semua yang kita punya
ini properti milik Allah. Bahkan terhadap sendi tubuh pun, ada hitungan bayarannya. Yang
kalau kita disuruh bayar, jelas kita nggak akan mampu. Nah, bayarannya itu,
cukup dengan dhuha. Karena dhuha ialah sedekah terindah untuk sendi tubuh kita.
Kita pun tidak dirugikan. Setelah dhuha, silahkan
mohon ampun dan minta apa saja ke Allah. Allah malah seneng kalau ada hambanya
yang meminta. Dan bisa kecewa jika kita meminta sesuatu kepada selain Allah.
Lain dengan sifat manusia yang jengkel jika dimintai sesuatu.
Biasakan apa-apa tuh langsung minta ke Allah, minta
rejeki, minta jodoh, minta makan, minta mobil, rumah, tanah, gadget, mau bayar
SPP, mau jalan-jalan, dsb semua minta aja ke Allah. Allah kan Maha Kaya? Siapa lagi coba yang memanggil kita 5x24 jam hanya untuk mendengarkan keluh kesah kita? Kalau bukan Allah?
sahibul menara |
Btw, beberapa bulan lagi, kita, yang sekarang kelas
XII SMA mau menghadapi UNBK 2018 yaa. Nah kencengin tuh doa doa kita, harapan
kita, impian kita, mumpung masih 5 bulanan lagi.
Minta kepada Allah supaya dimudahkan ngerjain
soal-soalnya. Meski mungkin, dari kalian, udah pinter, cerdas, jenius, teliti,
rajin, tapi itu semua dari siapa? Allah. Allah Maha Membolak-balikkan hati
kita loo.
Saya pernah ketemu sama seorang pak tentara yang
rajin banget ibadahnya. Beliau waktu itu bilang: “Jangan lupa belajar dan
berdoa. Nggak semua yang kamu pelajari masuk di soal. Dan belum tentu semua
soal yang keluar, udah kamu pelajari. Kalau udah begitu, masih mau ngandelin
otak? Kan ada Allah? Pas belajar, sambil berdoa nggak? Nah, belajar doang nggak
cukup. Tambahin doa. Minimal kalau kamu mau silang indah, Allah plesetin tangan
kamu ke jawaban yang benar. Karena kamu sudah berdoa.”
Dan saya selalu percaya, bahwa akhirat itu lebih
baik dari dunia. Apakah artinya itu bahwa doa lebih baik daripada belajar?
(^O^)//~
Belajar ilmu umum memang urusan dunia, tetapi jika
kita mulai dengan basmallah dan niatkan karena Allah, segala sesuatu yang kita
kerjakan sama dengan urusan akhirat. Kalau kita mengejar akhirat, maka dunia
akan mengikuti.
sahirul lail |
Kemarin salah satu sahabat saya, namanya Bimas, dia
tanya:
Gimana caranya kita bisa fokus ketika belajar?
Lah, niat kita apa? Kalau kita udah niat belajar,
pasti kita akan fokus. Kayak pemain sepak bola tuh. Mereka nggak pernah bawa
handphone ketika di lapangan. Sebab apa? Mereka pengen fokus dan menang dalam
pertandingan. Usahakan jangan sampai ada yang mengganggu gerak gerik mereka.
Kita juga harus begitu, simpan dulu hal-hal yang
mengganggu kita dalam belajar. Yah, derita jaman now, ketika kita niat belajar,
malah kegoda untuk pegang handphone. Malah bikin snapstory di whatsapp maupun
instagram. Dengan caption susahlah, capeklah, magerlah. Sebenarnya kita bisa
belajar dengan fokus, asal jauhin dululah segala gadget.
Masalah malas? Itu mah udah bawaan manusia. Tinggal
bagaimana kita supaya nggak malas. Kata guru ngaji saya sih, allahumma pekso.
Dipaksa. Malas itu harus dilawan. Kalau malas kok dituruti, ya bagaimana kita
bisa bangkit dan sukses? Ingat yaa.. nggak ada kesuksesan yang dapat diraih
oleh jiwa yang bermudah-mudah.
Guru matematika saya, Pak Markus, pernah bilang:
“Malas itu harus dipaksa agar terbiasa.”
Intinya sih sama, kunci kesuksesan itu hanya
belajar, usaha, dan doa. Selama niat kita baik karena Allah, segalanya jadi
mudah. Kalaupun ada kesusahan, itu hanya cobaan sementara dari Allah untuk
menambah pahala kita jika kita mampu melewatinya. Bukankah Allah tidak akan
memberi cobaan diluar batas kemampuan?
Saya pernah baca novel Negeri 5 Menara. Hanya dengan
syair MAN JADDA WA JADA, bisa menaikkan semangat belajar para santri. Sebab
mereka ingin sukses. Mereka punya mimpi yang besar. Hingga mimpi itu
mengantarkan mereka ke luar negeri. ((btw, keren banget novelnya, wajib baca lah bagi yang belum))
Apa yang membedakan orang sukses dengan orang biasa?
Orang sukses tidak pernah menyerah dengan rata-rata.
Mereka harus menjadi the power. Jika orang lain belajar 1 jam perhari, orang sukses
belajar 3 jam perhari. Mereka selalu meningkatkan diri lebih dari orang lain.
Maka, budayakan going the extra miles, lebihkan usaha, tekad, upaya, waktu,
semangat, dan doa.
Ketika orang lain enak-enakan tidur, mereka bangun malam. Untuk belajar dan berdoa pada Allah. Di sepertiga malam terakhir, apakah semua orang akan berdoa? Tidak. Hanya sedikit sekali yang bersujud mohon ampun pada Allah. Karena sedikit orang yang berdoa dari miliaran manusia di muka bumi ini, Allah cepat kabulkan doa.
Lima bulan lagi kita ujian . . .
Kerahkan semua kemampuan kita dalam belajar. Berikan
yang paling baik. Setelah usaha disempurnakan, berdoa dan tawakal pada Allah.
Serahkan semua pada Allah. Nggak perlu dipikirin biar kita nggak stress. Tugas kita
hanya belajar dan berdoa. Ikhlaskan segala keputusan kepada-NYA.
Ingat perjuangan orang tua yang udah nyekolahin kita. Kita nggak tau betapa susahnya cari uang, bahkan utang sana-sini untuk bayar SPP. Kalau kalau ada dari kita yang suka minta uang lebih. Kita nggak tahu.
Quotes N5M : "Man Jadda Wa Jada, ditambah dengan doa dan prasangka baik kepada Allah."