Man Jadda Wajada. Syair Arab ini mampu menyihir para
santri di Pondok Madani, pesantren tempat Alif menimba ilmu.
Siapakah Alif?
Alif ialah tokoh utama dalam novel Negeri 5 Menara
yang ditulis oleh Ahmad Fuadi. Seorang anak dari bukit maninjau yang memiliki
mimpi besar seperti idolanya, B.J. Habibie. Ia ingin melanjutkan sekolah ke SMA Negeri dan kuliah di ITB. Namun amak menyuruhnya untuk menjadi seorang Buya Hamka.
Amak berpikir bahwa jikalau yang masuk ke pesantren adalah anak-anak nakal,
bagaimana generasi muslim jebolan pesantren ke depan? Amak ingin agar Alif
menjadi santri yang berkualitas.
Bagaimana jika teman-teman ada di posisi Alif?
Sangat ingin ke sekolah negeri dan kuliah di ITB
namun dipaksa sekolah di pondok pesantren. Mana yang akan dipilih?
Saat saya berkali-kali ke perpustakaan sekolah dan
melihat novel ini, saya sama sekali tidak tertarik. Bahkan salah seorang teman
saya sudah merekomendasikan hingga ia bercerita kisah di dalamnya. Namun saya
abaikan. Suatu hari saya iseng membaca bagian depan.
Hmm? Bagus banget! Masyaallaah saya harus
menyelesaikan novel ini. Akhirnya saya bawa pulang dan novel ini habis dalam
waktu 2 hari.
Kisah Alif dan teman-temannya selama di pondok
pesantren sangat mengagumkan. Sebab daridulu saya ingin sekali melanjutkan ke
pondok pesantren. Dengan membaca novel ini, saya tahu seluk beluk, suka duka,
dan manfaat jadi santri di pesantren.
Apalagi kalau di pondok madani, tempat Alif belajar,
di sana wajib memakai bahasa Arab dan bahasa Inggris. Tidak boleh memakai bahasa
Indonesia, jika ketahuan pasti diberi sanksi.
Saat membaca novel ini, saya banyak mencatat kosa
kata baru, berbahasa Arab, seperti ini:
ü Uthlubul ‘ilma walau bisshin
Tuntutlah ilmu
bahkan sampai negeri Cina.
ü Qulil haqqa walau kaana murran
Katakanlah
kebenaran meski itu pahit.
ü Ana masduk!
Aku pusing.
ü Ma’an najah!
Semoga sukses.
ü Muflis
Bokek.
ü Tajammu’
Ngumpul bareng.
ü La tan’as daiman
Jangan ngantuk
terus.
ü I’malu fauqa ma’amilu
Berbuat lebih
dari apa yang diperbuat orang lain.
ü Man sara ala darbi washala
Siapa yang
berjalan dijalannya akan sampai tujuan.
Banyak pula
quotes dan tokoh-tokoh yang inspiratif dalam novel tersebut. Seperti Said,
meski ia dihukum karena kesalahannya, dia malah senang sekali menerimanya. Dia
kena hukuman suruh jadi jasus. Jasus adalah mata-mata yang mencatat nama dan
melaporkan jika ada santri yang melanggar aturan. Namun hukuman tersebut
memiliki target waktu dan jumlah pelanggar. Hmm. Said tetap senang sebab dengan
begitu dia bak intel yang mengetahui rahasia negara.
Ia selalu
melihat segala sesuatu dari sisi putihnya, sisi positifnya, dan selalu
melupakan sisi buruknya.
Tokoh inspiratif
lainnya yaitu Baso. Ia tak pernah mau melihat perempuan. Katanya, “Melihat yang
bukan muhrim bisa menghilangkan hapalan Quran!”
Selain tokoh
inspiratif, ada juga adegan yang memotivasi loh!
Adegan saat Alif
berantem dengan temannya.
Amak : “Apa kawan kau yang berkelahi tu orang Islam?”
Alif : “Iya, mak”
Amak : “Apa perintah Nabi kita kepada sesame muslim?”
Alif : “Memberi salam”
Amak : “Apa lagi?”
Alif : “Tersenyum”
Amak : “Apa lagi?”
Alif : “Bersaudara”
Amak : “Nah, bersaudara, ya! Bukan berkelahi. Itu—lah
perintah Nabi. Mau ikut Nabi?
Alif : “Mau!”
Amak : “Jadi
harus bagaimana ke kawan-kawan?”
Alif : “Bersaudara!”
Amak : “Nah itu
baru anak amak dan umat Nabi Muhammad saw!”
Masih banyak
sekali adegan yang memotivasi. Namun bagian yang paling memotivasi dalam hidup
saya di novel ini adalah adegan menjelang ujian. Masyaallaah semangat para
siswa untuk sukses dalam ujian sangatlah membara. Lebih dari berkorbarnya bara
api saat kemah pramuka di sekolah, xixi.
Man Jadda
Wajada! Siapa yang bersungguh-sungguh dia akan dapat. Ditambah doa dan
prasangka baik pada Allah, apapun bisa terjadi.
Maka belajar
dengan tekunlah. Sebab ilmu bagai cahaya, nur, atau sinar. Dan cahaya tidak
datang pada tempat yang gelap. Karena itu, bersihkan hati dan kepalamu, supaya
sinar itu datang menyentuh dan menerangi hati.
Kerahkan semua
kemampuan kita dalam belajar. Berikan yang terbaik. Setelah usaha disempurnakan
maka berdoa dan tawakal—lah. Tugas kita hanya berusaha, berdoa, dan tawakal.
Selebihnya serahkan pada Allah, ikhlaskan keputusan kepada-Nya. Sehingga kita
tidak akan stress dalam hidup ini.
And, do you know
why you’re stupid? Do you know? Because you forget the alhadist and Al quran.
Because you forget what Allah and his prophets taught us! Pasang niat yang
kuat, berusaha keras dan berdoa. Lambat laun apa yang kita perjuangkan akan
berhasil. Ini sunnatullah. Bukankah Allah telah berjanji, kalau kita meminta
kepada-Nya, maka akan dikabulkan?
Itu baru tulisan di
adegan ujian sekolah. Belum yang lain yang lebih menakjubkan. Maka beli dan
bacalah novel Negeri 5 Menara. Saya tidak promosi ya, qqqq~ Tapi ketika kalian
membacanya, kalian akan menyesal sebab kenapa tidak dari dulu membaca novel
seapik ini!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sila tinggalkan komentar untuk hal yang perlu disampaikan :)