Selasa, 19 Desember 2017

Bedah Isi Novel Negeri 5 Menara




Man Jadda Wajada. Syair Arab ini mampu menyihir para santri di Pondok Madani, pesantren tempat Alif menimba ilmu. 

Siapakah Alif?

Alif ialah tokoh utama dalam novel Negeri 5 Menara yang ditulis oleh Ahmad Fuadi. Seorang anak dari bukit maninjau yang memiliki mimpi besar seperti idolanya, B.J. Habibie. Ia ingin melanjutkan sekolah ke SMA Negeri dan kuliah di ITB. Namun amak menyuruhnya untuk menjadi seorang Buya Hamka. Amak berpikir bahwa jikalau yang masuk ke pesantren adalah anak-anak nakal, bagaimana generasi muslim jebolan pesantren ke depan? Amak ingin agar Alif menjadi santri yang berkualitas.

Bagaimana jika teman-teman ada di posisi Alif?
Sangat ingin ke sekolah negeri dan kuliah di ITB namun dipaksa sekolah di pondok pesantren. Mana yang akan dipilih?

Saat saya berkali-kali ke perpustakaan sekolah dan melihat novel ini, saya sama sekali tidak tertarik. Bahkan salah seorang teman saya sudah merekomendasikan hingga ia bercerita kisah di dalamnya. Namun saya abaikan. Suatu hari saya iseng membaca bagian depan.
Hmm? Bagus banget! Masyaallaah saya harus menyelesaikan novel ini. Akhirnya saya bawa pulang dan novel ini habis dalam waktu 2 hari.
Kisah Alif dan teman-temannya selama di pondok pesantren sangat mengagumkan. Sebab daridulu saya ingin sekali melanjutkan ke pondok pesantren. Dengan membaca novel ini, saya tahu seluk beluk, suka duka, dan manfaat jadi santri di pesantren.

Apalagi kalau di pondok madani, tempat Alif belajar, di sana wajib memakai bahasa Arab dan bahasa Inggris. Tidak boleh memakai bahasa Indonesia, jika ketahuan pasti diberi sanksi.
Saat membaca novel ini, saya banyak mencatat kosa kata baru, berbahasa Arab, seperti ini:

ü  Uthlubul ‘ilma walau bisshin
Tuntutlah ilmu bahkan sampai negeri Cina.
ü  Qulil haqqa walau kaana murran
Katakanlah kebenaran meski itu pahit.
ü  Ana masduk!
Aku pusing.
ü  Ma’an najah!
Semoga sukses.
ü  Muflis
Bokek.
ü  Tajammu’
Ngumpul bareng.
ü  La tan’as daiman
Jangan ngantuk terus.
ü  I’malu fauqa ma’amilu
Berbuat lebih dari apa yang diperbuat orang lain.
ü  Man sara ala darbi washala
Siapa yang berjalan dijalannya akan sampai tujuan.

Banyak pula quotes dan tokoh-tokoh yang inspiratif dalam novel tersebut. Seperti Said, meski ia dihukum karena kesalahannya, dia malah senang sekali menerimanya. Dia kena hukuman suruh jadi jasus. Jasus adalah mata-mata yang mencatat nama dan melaporkan jika ada santri yang melanggar aturan. Namun hukuman tersebut memiliki target waktu dan jumlah pelanggar. Hmm. Said tetap senang sebab dengan begitu dia bak intel yang mengetahui rahasia negara.
Ia selalu melihat segala sesuatu dari sisi putihnya, sisi positifnya, dan selalu melupakan sisi buruknya.

Tokoh inspiratif lainnya yaitu Baso. Ia tak pernah mau melihat perempuan. Katanya, “Melihat yang bukan muhrim bisa menghilangkan hapalan Quran!”

Selain tokoh inspiratif, ada juga adegan yang memotivasi loh!

Adegan saat Alif berantem dengan temannya.
Amak : “Apa kawan kau yang berkelahi tu orang Islam?”
Alif      : “Iya, mak”
Amak : “Apa perintah Nabi kita kepada sesame muslim?”
Alif      : “Memberi salam”
Amak : “Apa lagi?”
Alif      : “Tersenyum”
Amak : “Apa lagi?”
Alif      : “Bersaudara”
Amak : “Nah, bersaudara, ya! Bukan berkelahi. Itu—lah perintah Nabi. Mau ikut Nabi?
Alif      : “Mau!”
Amak : “Jadi harus bagaimana ke kawan-kawan?”
Alif      : “Bersaudara!”
Amak : “Nah itu baru anak amak dan umat Nabi Muhammad saw!”


Masih banyak sekali adegan yang memotivasi. Namun bagian yang paling memotivasi dalam hidup saya di novel ini adalah adegan menjelang ujian. Masyaallaah semangat para siswa untuk sukses dalam ujian sangatlah membara. Lebih dari berkorbarnya bara api saat kemah pramuka di sekolah, xixi.

Man Jadda Wajada! Siapa yang bersungguh-sungguh dia akan dapat. Ditambah doa dan prasangka baik pada Allah, apapun bisa terjadi.
Maka belajar dengan tekunlah. Sebab ilmu bagai cahaya, nur, atau sinar. Dan cahaya tidak datang pada tempat yang gelap. Karena itu, bersihkan hati dan kepalamu, supaya sinar itu datang menyentuh dan menerangi hati.

Kerahkan semua kemampuan kita dalam belajar. Berikan yang terbaik. Setelah usaha disempurnakan maka berdoa dan tawakal—lah. Tugas kita hanya berusaha, berdoa, dan tawakal. Selebihnya serahkan pada Allah, ikhlaskan keputusan kepada-Nya. Sehingga kita tidak akan stress dalam hidup ini.
And, do you know why you’re stupid? Do you know? Because you forget the alhadist and Al quran. Because you forget what Allah and his prophets taught us! Pasang niat yang kuat, berusaha keras dan berdoa. Lambat laun apa yang kita perjuangkan akan berhasil. Ini sunnatullah. Bukankah Allah telah berjanji, kalau kita meminta kepada-Nya, maka akan dikabulkan?

Itu baru tulisan di adegan ujian sekolah. Belum yang lain yang lebih menakjubkan. Maka beli dan bacalah novel Negeri 5 Menara. Saya tidak promosi ya, qqqq~ Tapi ketika kalian membacanya, kalian akan menyesal sebab kenapa tidak dari dulu membaca novel seapik ini! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sila tinggalkan komentar untuk hal yang perlu disampaikan :)