Menara Kudus, Ramadhan 2016 |
Sejak kecil, kita pasti punya sahabat. Entah sahabat
yang gonta-ganti, sahabat selamanya, atau sahabat yang datang pas butuh doang?
Ehem.
Gapapa. Jadiin aja semua teman yang pernah kita
kenal, adalah sahabat kita, saudara kita, keluarga kita. Sebab kita gatau mana
diantara mereka, yang tulus, yang super baik, yang ada maunya doang, yang
jahat, yang khianat, mana tahu kita.
Banyak orang, punya sahabat yang udah dianggap
saudara kandung sendiri. Sahabatan udah lamaaa banget. Akhirnya, bisa aja dia
berkhianat. Sebaliknya, ada yang kita benci, kita ga suka, kita musuhin, tapi
siapa tahu nanti dia nolongin kita di masa depan, atau jangan-jangan dia jadi
bos kita. Hmm.
Amannya, sahabatin semua temen, saudarain semua
temen, baikin semua temen. Mau sikap atau sifatnya ga kita sukain, biarin, kita
gatau kedepannya gimana.
Saya pernah punya temen. Dulu di sekolah biasa-biasa
aja sih. Bahkan dia pernah ga suka sama saya, saya pun pernah ga suka sama dia.
Dulu, kita jarang komunikasi. Lha wong
sebel. Dulu, dia ga pake hijab, rambutnya suka di aneh-aneh, suka gossip pula, saya
bener-bener ga suka. Kita sama-sama ga suka.
Setelah beberapa tahun ga ketemu, because udah lulus
dan beda sekolah, dia beda. Beda banget. Beda total. Beda asli. Beda hakiki.
Dulu kan dia ga berhijab, suka asal ngomong, dan
sebagainya yang bikin saya ga suka. Sekarang?
“YAA MUQOLLIBAL QULUUB” Allah Maha Membolak-balikkan
hati.
Masyaallaah, sekarang dia berhijab. Rapet. Lebih
rapet dari saya. Syar’i, lebih syar’i dari saya. Lembut, sopan, lebih dari
saya. Yang lebih mengejutkan, dia sekarang hafidzah quran 15 Juz. Serta
mengajar ngaji anak-anak, belajar Al qur’an. Jauh lebih baik dari saya.
Allah.. semua tipe sahabat idaman saya ada di
dirinya. Sekarang saya bisa apa? Dulu benci, sekarang rindu. Rindu ingin
bersahabat dengannya.
***
Sebab itu, bertemanlah dengan semua teman. Jangan
mudah benci, sebel, apalagi jahatin temen. Sejahat-jahatnya temen, kalau suatu
saat Allah membalikkan hatinya bagaimana? Kalau Allah meninggikan derajatnya
bagaimana? Kalau ternyata dia lebih baik darimu bagaimana? Rahmat Allah begitu
besar. Siapapun yang Allah kehendaki akan mendapat rahmat NYA.
Pernah dengar cerita perampok dan korbannya yang malang?
Kisah ini hidup di jaman nabi. Untuk siapa nabi
tersebut dan kisah ini asal cerita darimana, saya lupa XD
Dikisahkan seorang perampok sudah membunuh 99 orang,
banyak mencuri harta benda, menyiksa korban, dan kejahatan lainnya. Saat mau
membunuh orang yang ke-100, ia sadar, bahwa yang ia lakukan selama ini adalah
dosa besar. Ia terus menangis dan minta ampun sama Allah. Sepanjang hari ia
terus memikirkan dosa-dosanya, apakah terampuni?
Dikisahkan pula, salah satu korban si pencuri itu.
Harta bendanya dirampok habis oleh pencuri. Si korban kaki dan tangannya
ditebas, sekarang ia tak punya kaki dan tangan, matanya ditusuk pisau, hingga
ia buta. Malang nianlah nasib orang itu. Sepanjang hari ia sedih, dendam pada
si pencuri, memaki-maki si pencuri. Ia hanya bisa bersabar. Namun setiap hari
ia terus mengeluh, bahkan kalau ia lapar, ia hanya dapat terbaring lemah tak
berdaya. Hanya ada rombongan semut yang membawakan makanan ke mulutnya. Ia
yakin, kesabaran atas penderitaannya ini akan dibalas oleh Allah. Ia yakin
amal-amalnya sudah banyak karena kesabaran ini.
Lalu, seorang pemuda bertanya pada Nabi.
“yaa rasulullah, apakah akan terampuni dosa besar si
pencuri, yang telah membunuh 99 orang itu? Dan apakah akan masuk surga, orang
yang malang nasibnya itu?”
Rasulullah menjawab: “Si pencuri itu akan masuk surga.
Sebab ia telah minta ampun pada Allah. Sepanjang prasangka dalam hatinya hanya
penyesalan atas dosa-dosanya.” Dan “Si malang itu, ia akan masuk neraka. Sebab
prasangka dalam hatinya adalah benci. Ia terus membenci si pencuri itu. Ia
tidak melihat nikmat Allah yang besar. Allah telah mengirimkan semut-semut
membawakannya makanan, namun ia tidak bersyukur.”
Semua itu karena rahmat Allah.
Dan juga, karena prasangka. Baikin prasangka kita.
Tata hati kita supaya hanya melihat kebaikan orang. Apa yang kita prasangkakan,
insyaallah itu doa. Apa yang kita prasangkakan, insyaallah itu yang akan
terjadi.
Yaa muqollibal quluub. Tsabbit qolbi ‘ala diinik.
Woahh ceritanya ngalirrr
BalasHapusCocok buat renungan menjelang bobo
Salam knal ndrooo
Suwun kang, salam kenal~~
Hapusberteman2 dan janagn mengotak-ngotakan
BalasHapusIya lebih baik saling menasihati saling mendoakan :)
Hapusmemang, berteman harusnya tidak pandang bulu, tapi ada baiknya juga menjaga jarak jika ternyata salah seorang teman kita memiliki sifat buruk, tapi tidak memusuhi. Hanya memberi batas. Bahkan kalau bisa, kita harus mengubah sifat buruk teman kita itu.
BalasHapusSalam kenal:D
Betul kak. Kalau imannya kuat silahkan berteman sama siapa aja.
HapusKalau ditakutkan membawa pengaruh buruk, sebaiknya dihindari 😁
Salam kenal :)