Jumat, 26 Mei 2017

Rahmat Allah, Maha Besar

Menara Kudus, Ramadhan 2016

Sejak kecil, kita pasti punya sahabat. Entah sahabat yang gonta-ganti, sahabat selamanya, atau sahabat yang datang pas butuh doang? Ehem.
Gapapa. Jadiin aja semua teman yang pernah kita kenal, adalah sahabat kita, saudara kita, keluarga kita. Sebab kita gatau mana diantara mereka, yang tulus, yang super baik, yang ada maunya doang, yang jahat, yang khianat, mana tahu kita.

Banyak orang, punya sahabat yang udah dianggap saudara kandung sendiri. Sahabatan udah lamaaa banget. Akhirnya, bisa aja dia berkhianat. Sebaliknya, ada yang kita benci, kita ga suka, kita musuhin, tapi siapa tahu nanti dia nolongin kita di masa depan, atau jangan-jangan dia jadi bos kita. Hmm.
Amannya, sahabatin semua temen, saudarain semua temen, baikin semua temen. Mau sikap atau sifatnya ga kita sukain, biarin, kita gatau kedepannya gimana.


Saya pernah punya temen. Dulu di sekolah biasa-biasa aja sih. Bahkan dia pernah ga suka sama saya, saya pun pernah ga suka sama dia. Dulu, kita jarang komunikasi. Lha wong sebel. Dulu, dia ga pake hijab, rambutnya suka di aneh-aneh, suka gossip pula, saya bener-bener ga suka. Kita sama-sama ga suka.
Setelah beberapa tahun ga ketemu, because udah lulus dan beda sekolah, dia beda. Beda banget. Beda total. Beda asli. Beda hakiki.

Dulu kan dia ga berhijab, suka asal ngomong, dan sebagainya yang bikin saya ga suka. Sekarang?

“YAA MUQOLLIBAL QULUUB” Allah Maha Membolak-balikkan hati.

Masyaallaah, sekarang dia berhijab. Rapet. Lebih rapet dari saya. Syar’i, lebih syar’i dari saya. Lembut, sopan, lebih dari saya. Yang lebih mengejutkan, dia sekarang hafidzah quran 15 Juz. Serta mengajar ngaji anak-anak, belajar Al qur’an. Jauh lebih baik dari saya.
Allah.. semua tipe sahabat idaman saya ada di dirinya. Sekarang saya bisa apa? Dulu benci, sekarang rindu. Rindu ingin bersahabat dengannya.

***

Sebab itu, bertemanlah dengan semua teman. Jangan mudah benci, sebel, apalagi jahatin temen. Sejahat-jahatnya temen, kalau suatu saat Allah membalikkan hatinya bagaimana? Kalau Allah meninggikan derajatnya bagaimana? Kalau ternyata dia lebih baik darimu bagaimana? Rahmat Allah begitu besar. Siapapun yang Allah kehendaki akan mendapat rahmat NYA.

Pernah dengar cerita perampok dan korbannya yang malang?

Kisah ini hidup di jaman nabi. Untuk siapa nabi tersebut dan kisah ini asal cerita darimana, saya lupa XD

Dikisahkan seorang perampok sudah membunuh 99 orang, banyak mencuri harta benda, menyiksa korban, dan kejahatan lainnya. Saat mau membunuh orang yang ke-100, ia sadar, bahwa yang ia lakukan selama ini adalah dosa besar. Ia terus menangis dan minta ampun sama Allah. Sepanjang hari ia terus memikirkan dosa-dosanya, apakah terampuni?

Dikisahkan pula, salah satu korban si pencuri itu. Harta bendanya dirampok habis oleh pencuri. Si korban kaki dan tangannya ditebas, sekarang ia tak punya kaki dan tangan, matanya ditusuk pisau, hingga ia buta. Malang nianlah nasib orang itu. Sepanjang hari ia sedih, dendam pada si pencuri, memaki-maki si pencuri. Ia hanya bisa bersabar. Namun setiap hari ia terus mengeluh, bahkan kalau ia lapar, ia hanya dapat terbaring lemah tak berdaya. Hanya ada rombongan semut yang membawakan makanan ke mulutnya. Ia yakin, kesabaran atas penderitaannya ini akan dibalas oleh Allah. Ia yakin amal-amalnya sudah banyak karena kesabaran ini.

Lalu, seorang pemuda bertanya pada Nabi.
“yaa rasulullah, apakah akan terampuni dosa besar si pencuri, yang telah membunuh 99 orang itu? Dan apakah akan masuk surga, orang yang malang nasibnya itu?”

Rasulullah menjawab: “Si pencuri itu akan masuk surga. Sebab ia telah minta ampun pada Allah. Sepanjang prasangka dalam hatinya hanya penyesalan atas dosa-dosanya.” Dan “Si malang itu, ia akan masuk neraka. Sebab prasangka dalam hatinya adalah benci. Ia terus membenci si pencuri itu. Ia tidak melihat nikmat Allah yang besar. Allah telah mengirimkan semut-semut membawakannya makanan, namun ia tidak bersyukur.”

Semua itu karena rahmat Allah.

Dan juga, karena prasangka. Baikin prasangka kita. Tata hati kita supaya hanya melihat kebaikan orang. Apa yang kita prasangkakan, insyaallah itu doa. Apa yang kita prasangkakan, insyaallah itu yang akan terjadi.

Wallahu a'lam bishowab.

Yaa muqollibal quluub. Tsabbit qolbi ‘ala diinik. 


6 komentar:

  1. Woahh ceritanya ngalirrr

    Cocok buat renungan menjelang bobo

    Salam knal ndrooo

    BalasHapus
  2. berteman2 dan janagn mengotak-ngotakan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya lebih baik saling menasihati saling mendoakan :)

      Hapus
  3. memang, berteman harusnya tidak pandang bulu, tapi ada baiknya juga menjaga jarak jika ternyata salah seorang teman kita memiliki sifat buruk, tapi tidak memusuhi. Hanya memberi batas. Bahkan kalau bisa, kita harus mengubah sifat buruk teman kita itu.


    Salam kenal:D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul kak. Kalau imannya kuat silahkan berteman sama siapa aja.
      Kalau ditakutkan membawa pengaruh buruk, sebaiknya dihindari 😁

      Salam kenal :)

      Hapus

Sila tinggalkan komentar untuk hal yang perlu disampaikan :)