Previously, aku nggak pernah kepikiran untuk nulis tulisan ini. Seperti
tulisan-tulisan aku kemarin, semua telah terencana dan terpikirkan. But, I thinking something, aku langsung nulis nih.
Jadi
dari dulu aku gak pernah tahu apa itu baik dan apa itu polos. Dari TK sampai
sekarang (SMA) aku bodo amatlah tentang kehidupan. Yang aku pikir, yaa biarlah
kehidupan ini mengalir hari demi hari. Tinggal kita jalanin aja, kan?
Dan
hari ini, ketika lihat jadwal besok nggak ada PR, aku jadi bengong. Gak tahu
aja harus apa. Tiba-tiba aku bernostalgia tentang aku. Sifat-sifat aku dari
TK sampai SMA ini. SAMA. Nggak berubah. Kata orang, tetangga, dan temen-temen
pun SAMA. Baik dan polos.
What
is baik dan polos?
Aku
jadi teringat saat TK dulu …
Setiap
hari aku dikasih uang saku sama orang tuaku sepuluh ratus. Yea aku lebih suka
menyebutnya sepuluh ratus, sebab uangku receh 100 rupiah sebanyak 10 koin.
Jaman
TK dulu, dengan uang 100 rupiah, aku bisa dapet 4 renteng mie remes atau
sepincuk bubur + mie remes. So, tentu aku orangnya hemat sejak TK :v
Dan
perkenalkan bude—ku. Dia setiap hari yang antar jemput aku sekolah. Bapak dan
ibuku sibuk bekerja. Budeku ini pernah suatu
hari ngecek uang sisaku sepulang sekolah. Beliau tanya, “Jajan apa aja kamu kok
boros bangeet??”
Hmm..
Budeku curiga karena uangku tinggal sedikit. Hari demi hari, uang sisaku nggak
seperti biasanya. Ada apa nih? Budeku bertanya-tanya.
Dengan
jujur aku menjawab bahwa selama ini uangku sering diminta sama Jojo. Yup! Aku pernah
punya temen, sebut saja dia Jojo, Cowok. Aku lupa apakah kita satu kelas atau
beda kelas. Yang jelas aku tahu nama dia Jojo.
Dia
minta uang jajan aku setiap hari 100 rupiah tanpa absen. Aku langsung kasih
tanpa sepatah katapun. Begitu budeku tahu, beliau samperin si Jojo. Dimarahin dah
tuh.
Semenjak
budeku marahin Jojo, dia nggak pernah lagi minta uangku.
Itu
kali pertama aku bingung, apakah aku baik atau polos? XD
Dalam
hidup ini, aku hanya ingin berbuat baik pada semua orang tanpa membeda-bedakan
statusnya. Mau dia jahat, nakal, sombong, nyebelin, ntah kenapa aku tetep baik
sama mereka. Atau polos? Hmm..
Dari
dulu aku hanya ingin membahagiakan orang-orang yang ada disekitarku. Membuat
mereka seneng, tersenyum, dan bahagia itu adalah anugerah bagiku. Jangan sampai
aku membuat kecewa atau sedih mereka. Sebab itu akan menyakitkan hatiku
sendiri.
Dan
yang jelas, aku nggak pernah mau punya musuh. Punya musuh itu nggak enak. Dunia
rasanya sempit dan sumpek kalau ketemu musuh. Maka daridulu aku bersikeras
untuk tidak membenci siapapun. Karena benci sendiri itu juga meresahkan hati.
Kita yang benci dia, tapi kita juga yang susah dan nggak bebas.
Senyebelin
atau ngeselin apapun temen-temenku, aku nggak akan ambil pusing. Biarin aja.
Mikir tugas sekolah aja udah ribet, masa harus ditambah mikirin temen kita yang
nyebelin?
Dan
aku baru nyadar akhir-akhir ini. Selama aku sekolah atau punya temen, aku nggak
pernah sama sekali marah sama mereka. Really? Yes, I’m really sure!
Sabar yang aku punya ini nggak ada batasnya! Ketika aku punya temen yang
mungkin benci sama aku, aku nggak pernah benci balik dia. Ketika aku punya temen
yang seenaknya sama aku, aku sabar dan berdoa aja.
Kalaupun
kesabaranku sudah di ujung tanduk, paling-paling aku cuma ngedumel dalam hati.
"Yaa
Allaah ada yaaa orang kek gini. Mudah-mudahan segera dapet hidayah."
Atau
kalaupun ada yang sewenang-wenangnya aja sama aku, paling pol aku ngedoain dia
yang enggak-enggak. Astaghfirullaah. Disamping itu, aku tetep keep smiling sama
dia :v
Dan
sejahat-jahatnya temen sama aku, biarin dah, aku serahin aja sama Allah. Ntar
juga ada balasannya sendiri.
Yang
penting sih, kita berbuat baik aja sama orang. Mau kayak apa orang itu menilai
kita, abaikan aja.
Kisah
terakhir, datang dalam gubuk kecilku. Di mana aku habis pulang beli beberapa
buku pelajaran dan novel di toko buku. Lumayan banyak belinya dan menghabiskan
uang hampir 300RB.
Apa
yang terjadi?
Ibu
dan adikku bisik-bisik sambil ngelirik aku yang lagi baca novel baru. Aku
langsung nyamperin dong karena penasaran. Aku tanya tapi ga ada yang jawab. Aku
paksa mereka untuk jawab sejadi-jadinya, mereka tetep diem malah saling tatap.
Ini
ada apa sih?
Dengan
drama yang super alay banget aku pegang kaki adikku sambil aku gelitikin. Dia
mencoba kabur dengan alasan mau salat. Aku tetep maksa supaya jawab dulu.
Kenapa mereka bisik-bisik ngeliatin aku? Apa yang mereka bicarakan tentang aku?
Dengan
rasa nggak enak hati, adikku menjawab “Noh, ibuk curiga. Darimana kakak punya
uang untuk beli buku sebanyak itu? Padahal uang jajan kakak cuma pas-pasan buat
jajan di sekolah!!” lanjutnya, “Jangan-jangan…….”
JLEB.
Hati
aku seakan kena paku berkarat. Sakit.
Kenapa
aku dituduh yang engga-engga gitu.
Aku
langsung masuk kamar tanpa berkata apapun. Kemudian nangis.
Lalu
aku mengingat-ingat adegan beberapa bulan terakhir ini. Setiap aku dapet uang
saku, aku langsung tabung. Aku rela nggak jajan di sekolah demi ngumpulin uang.
Aku
tahu ekonomi orang tuaku pas-pasan dan nggak mungkin aku minta uang buat beli
buku. Padahal hobiku membaca dan aku suka beli buku di toko buku. Dan ketika
aku ke toko buku melihat buku-buku apik, nggak mungkin aku cuma beli satu biji
buku.
Akupun
hemat sehemat-hematnya demi beli buku. Sampai di sekolah limited banget kalau
mau jajan.
Aku
sediih bangeet setelah apa yang aku korbankan tidak dipercayai ibu dan adik
aku. Aku ngumpulin uang supaya aku nggak minta ke orang tua. Supaya ketika uang itu terkumpul, aku bisa beli buku apa aja sesuai keinginan aku.
Padahal pun, yang aku beli itu buku kumpulan soal biologi dan buku bahasa inggris serta beberapa novel islami. Hmm, lupakan!
Padahal pun, yang aku beli itu buku kumpulan soal biologi dan buku bahasa inggris serta beberapa novel islami. Hmm, lupakan!
Anyway,
aku berpikir positif kalau mereka hanya bercanda. Yaaaa mereka memang suka
bercanda.
Okay, itu membuktikan bahwa orang sebaik apapun pasti ada aja kekurangannya di mata orang lain.
Jangan kira sebaik-baiknya atau sesabar-sabarnya orang yang baik dan sabar pasti ada aja hatersnya.
Satu yang aku lakukan untuk haters: Diam, abaikan, dan tersenyum!
terus jadi baik ya, teman hehe.
BalasHapusDoakan, teman♡♡♡♡♡♡♡
Hapus